SINGARAJA – Setiap jelang perhelatan dunia politik di Bali, persoalan rencana pembangunan Bandara Internasional Buleleng di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng kembali jadi sorotan.
Hingga kini, izin penlok yang dikeluarkan Kemenhub RI masih belum turun. Beragam wacana pun keluar. Fakta itu diungkap Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta Jumat kemarin (8/12) di Buleleng.
Menurut Wagub, belum turunnya izin penlok Bandara di Buleleng disebabkan, adanya orang Buleleng yang mendatangi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Konon, orang tersebut mendatangi menteri untuk meminta izin Penlok Bandara di Buleleng, yang akan diberikan ke salah satu investor dari dua yakni PT. BIBU dan PT. Pembari dibatalkan.
“Hanya pak Menteri yang tahu. Pak menteri kasih tahu saya, saya sudah jungkir balik agar segera mengeluarkan Penlok Bandara,” katanya.
Sudikerta juga mengatakan, belum mengetahui pasti tujuan dari upaya penghalangan itu, apakah politik atau hal lain.
“Saya sudah memadukan dua investor yang ada, tetapi ada orang Buleleng datang ke pak Menteri, menolak jangan dikeluarkan Penlok. Padahal, itu sudah mau ditandatangani,” ungkapnya heran.
Siapa pak orangnya? “Siapa orangnya, tanya ke pak Menteri, karena pak Menteri bicara demikian,”jawabnya.
Ketidakjelasan akan rencana pembangunan Bandara di Buleleng ini pun memantik komentar dari beragam kalangan.
Sebagai catatan, kedua Investor memiliki konsep berbeda untuk membangun Bandara Internasional Buleleng.
PT. BIBU berencana membangun di laut dan PT. Pembari yang akan membangun di daratan dengan pembebasan lahan. Namun, keduanya sama-sama akan membangun di Kubutambahan.