26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:30 AM WIB

Gebrak Panggung Hard Rock, Sepultura Bikin Panas Metal Head Bali

KUTA – Band thrash metal kebanggaan Brazil, Sepultura, mengobati kerinduan scene metal Bali. Band metal yang juga dikenal sebagai pengusung genre groove metal ini Senin malam (11/12) tampil di Hard Rock Café (HRC), Kuta, Badung.

Mereka tampil di Bali setelah sebelumnya tampil di Medan, Sumatra Utara. Yakni di ajang Magnitude Medan Northblast 2017.  

Konser sebelumnya berlangsung di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Medan, Sabtu lalu (9/12.

Grup musik yang terbentuk  1984 silam dan dikenang dengan penampilannya 8 Juli 1992 di Jakarta dan 11 Juli 1992 silam di Surabaya rupanya jadi pengobat rindu para penggemar musik metal. 

Mereka memanaskan HRC  dengan setidaknya 18 lagu dari albumnya yang dulu hingga sekarang.

Seperti  nomor lagu lawas dari album “Morbid Visions” yang dirilis tahun 1986  hingga lagu baru dari album “Machine Messiah” yang baru saja dirilis di awal 2017 ini.

Kawanan thrasher Amerika Latin ini tampil sekitar pukul 10.30. Mereka kini beranggotakan Paulo Jr. (bas), Andreas Kisser (gitaris), Derrick Green (vokal) dan Jean Dolabella (drum).

Tanpa banyak basa-basi  mereka langsung menggasak dengan lagu-lagu gaharnya,  I am The Enemy.

Formasi band yang bermakna kuburan tersebut saat ini memang bukan formasi yang menggelar pertunjukan tahun 1992 silam.

Dua bersaudara, pentolan band ini, Max Cavalera (vokal, gitar) dan Igor Cavalera (drum) sudah angkat kaki sejak 1996 dan 2006, bersolo karir dan membentuk band sendiri, antara lain Cavalera Conspiracy.

Sajian pembuka ini langsung disambut riuh para penonton yang telah rela berdesak-desakan menunggu penampilan band metal  yang melimpah penggemarnya di Indonesia era 1990-an silam ini.

Selama satu setengah jam, para penggemar disuguhkan dengan aksi panggung yang energik. Sebut saja aksi atraktif dari sang gitaris, Andreas Kisser yang menyuguhkan kepiawaiannya memekakkan telinga lewat  garukan jemarinya di dawai gitar.

Atau aksi sang vokalis, Derick Green, si kepala pelontos yang terlihat tambah sangar saat aksi panggung. Apalagi  didukung dengan bentuk tubuhnya yang gempal, tinggi besar.

Tidak sekadar nge-growl,  dengan penuh energik, dia juga beraksi panggung dengan menggebuk tom- tom drum di beberapa lagu yang dibawakan.

Selanjutnya, nomor-nomor lagu yang lain, macam : Phantom self, Kairos, Desperate Cry,  Machine Messiah, Inner Self, Sworn Oath, hingga Iceberg Dances  pun  mengalir deras dalam aksi panggung  ingar- bingar mereka.

Sebelum mengakhiri penampilan mereka pada pukul 24.00, Green menutup momen pertunjukan lewat lagu  Roots.

Sebelumnya, para personel Sepultura tidak lupa mengucapkan terima kasih mereka kepada para metal head Bali malam itu. “Terima kasih untuk kalian semua,” teriak Green,  yang disambut riuh fans.

Para personel Sepultura juga tidak lupa melakukan ritual yang biasa dilakukan usai aksi panggung berakhir. Seperti melemper pik gitar dan juga stik drum ke arah penonton. 

KUTA – Band thrash metal kebanggaan Brazil, Sepultura, mengobati kerinduan scene metal Bali. Band metal yang juga dikenal sebagai pengusung genre groove metal ini Senin malam (11/12) tampil di Hard Rock Café (HRC), Kuta, Badung.

Mereka tampil di Bali setelah sebelumnya tampil di Medan, Sumatra Utara. Yakni di ajang Magnitude Medan Northblast 2017.  

Konser sebelumnya berlangsung di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Medan, Sabtu lalu (9/12.

Grup musik yang terbentuk  1984 silam dan dikenang dengan penampilannya 8 Juli 1992 di Jakarta dan 11 Juli 1992 silam di Surabaya rupanya jadi pengobat rindu para penggemar musik metal. 

Mereka memanaskan HRC  dengan setidaknya 18 lagu dari albumnya yang dulu hingga sekarang.

Seperti  nomor lagu lawas dari album “Morbid Visions” yang dirilis tahun 1986  hingga lagu baru dari album “Machine Messiah” yang baru saja dirilis di awal 2017 ini.

Kawanan thrasher Amerika Latin ini tampil sekitar pukul 10.30. Mereka kini beranggotakan Paulo Jr. (bas), Andreas Kisser (gitaris), Derrick Green (vokal) dan Jean Dolabella (drum).

Tanpa banyak basa-basi  mereka langsung menggasak dengan lagu-lagu gaharnya,  I am The Enemy.

Formasi band yang bermakna kuburan tersebut saat ini memang bukan formasi yang menggelar pertunjukan tahun 1992 silam.

Dua bersaudara, pentolan band ini, Max Cavalera (vokal, gitar) dan Igor Cavalera (drum) sudah angkat kaki sejak 1996 dan 2006, bersolo karir dan membentuk band sendiri, antara lain Cavalera Conspiracy.

Sajian pembuka ini langsung disambut riuh para penonton yang telah rela berdesak-desakan menunggu penampilan band metal  yang melimpah penggemarnya di Indonesia era 1990-an silam ini.

Selama satu setengah jam, para penggemar disuguhkan dengan aksi panggung yang energik. Sebut saja aksi atraktif dari sang gitaris, Andreas Kisser yang menyuguhkan kepiawaiannya memekakkan telinga lewat  garukan jemarinya di dawai gitar.

Atau aksi sang vokalis, Derick Green, si kepala pelontos yang terlihat tambah sangar saat aksi panggung. Apalagi  didukung dengan bentuk tubuhnya yang gempal, tinggi besar.

Tidak sekadar nge-growl,  dengan penuh energik, dia juga beraksi panggung dengan menggebuk tom- tom drum di beberapa lagu yang dibawakan.

Selanjutnya, nomor-nomor lagu yang lain, macam : Phantom self, Kairos, Desperate Cry,  Machine Messiah, Inner Self, Sworn Oath, hingga Iceberg Dances  pun  mengalir deras dalam aksi panggung  ingar- bingar mereka.

Sebelum mengakhiri penampilan mereka pada pukul 24.00, Green menutup momen pertunjukan lewat lagu  Roots.

Sebelumnya, para personel Sepultura tidak lupa mengucapkan terima kasih mereka kepada para metal head Bali malam itu. “Terima kasih untuk kalian semua,” teriak Green,  yang disambut riuh fans.

Para personel Sepultura juga tidak lupa melakukan ritual yang biasa dilakukan usai aksi panggung berakhir. Seperti melemper pik gitar dan juga stik drum ke arah penonton. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/