SINGARAJA – Sebanyak 128 orang siswa di Kabupaten Buleleng yang terancam mengalami drop out, digelontor bantuan seragam dan beasiswa.
Siswa-siswa itu, kini dimasukkan dalam program Posko Drop Out milik Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.
Seratusan siswa memang terancam drop out, begitu lulus sekolah dasar. Alasanya beragam. Ada yang mengeluh tak punya biaya, ada pula yang kendala transportasi.
Disdikpora Buleleng lantas melakukan penyisiran, agar mereka tetap melanjutkan pendidikan. Disdikpora pun menggelontor siswa-siswa itu dengan bantuan seragam.
Masing-masing siswa mendapat tiga set pakaian serta beasiswa sebesar Rp 1,2 juta per tahun. Bantuan itu diserahkan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra di Gedung Wanita Laksmi Graha.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa mengatakan, posko drop out baru dibentuk pada tahun 2016 lalu. Sejak saat itu, posko menemukan 128 siswa yang terancam DO.
Sebanyak 105 orang siswa, ditemukan pada tahun 2017 ini. Sementara 23 orang lainnya ditemukan pada tahun 2016 lalu.
Meski telah membentuk posko DO, ternyata masih ada orang tua yang menolak mengizinkan anaknya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.
Alasannya pun beragam, mulai membantu orang tuanya bekerja hingga berdalih hendak pindah ke luar daerah.
“Malah ada orang tua yang memberikan surat pernyataan pada kami, tidak mengizinkan anaknya sekolah lagi. Sampai marah-marah pada tim kami, karena tiap hari didatangi,
dirayu agar anaknya diizinkan sekolah lagi. Akhirnya dia buat surat pernyataan di hadapan kelian adat, biar tidak didatangi lagi sama tim,” kata Suyasa.
Disdikpora Buleleng pun menegaskan program Posko DO akan terus dilakukan. Sehingga warga yang wajib mengenyam pendidikan, bisa menempuh pendidikan dengan layak tanpa dibuat bingung dengan masalah fasilitas