DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika memastikan tidak ada istilah dana taktis yang bisa dikeluarkan setiap saat.
Dana bencana memang naik dari Rp 5 miliar menjadi Rp 35 miliar. Namun, dana bencana itu tidak hanya untuk Gunung Agung saja. Bisa digunakan untuk bencana alam lainnya.
Mantan Kalakhar BNN itu kembali mengingatkan pelaku pariwisata tidak berharap ada dana taktis.
“Kalian iuran dong. Kalian kan kaya-kaya, hotel bintang empat dan bintang lima masak gak mau iuran. Jangan pikir saya bisa mengeluarkan dana taktis. Tidak ada itu dana taktis,” cetus Pastika.
Terkait kemungkinan menurunkan status Awas menjadi Waspada atau siaga, Pastika belum bisa menjawab.
Sebab penurunan status butuh kajian matang serta menyangkut keselamatan warga. “Kalau bapak-bapak tahu kerasnya rapat kami di Menko Maritim untuk menurunkan status Awas yang pertama, itu (rapat) keras dan panas sekali,” bebernya.
Pastika juga sempat menyinggung pemberitaan Gunung Agung di media. Gubernur menyebut banyak media yang membuat berita seram sehingga membuat orang takut datang ke Bali.
Sontak pernyataan itu membuat awak media yang meliput acara pertemuan itu kaget. Selain media mainstraim, Pastika juga menyinggung media sosial.
“Sekarang masalahnya media bapak-ibu ini membuat berita yang seram. Kami ingginya tidak seram. Tapi, berita kalau tidak seram tidak laku. Jadi, mari kita bikin media sendiri. Kita harus propaganda,” ketusnya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali, Gusti Kade Sutawa menyampaikan beberapa poin hasil pertemuan tersebut.
Di antaranya soal transportasi saat terjadi bencana, adanya crisis center dengan SOP yang jelas yakni memberikan informasi yang benar ke masyarakat.
Dijelaskan lebih jauh, beberapa pelaku pariwisata sudah membuat aksi-aksi untuk menjamin kenyamanan wisatawan seperti pemberian kamar gratis jika terjadi erupsi hingga mempersiapkan transportasi untuk ke Bandara terdekat.