26.3 C
Jakarta
23 November 2024, 21:51 PM WIB

300 Hektare Sawah di Lereng Gunung Agung Rusak Terpapar Abu Vulkanik

AMLAPURA – Hujan abu yang terjadi selama ini berdampak buruk bagi pertanian di Karangasem. Bahkan, sector ini mengalami dampak yang cukup parah.

Sekitar 300 haktare sawah di Karangasem mulai dari Kecamatan Rendang, Selat, dan Bebandem mengalami kerusakan karena dampak abu vulkanik.

Bahkan, sawah sawah tersebut tidak berproduksi lagi akibat dampak debu. “Yang terdampak dari tiga kecamatan,” ujar Kadis Pertanian Karangasem I Wayan Supandi.

Menurutnya, tingkat kerusakan dari sedang, ringan dan berat. Untuk ringan kerusakan mencapai 25 persen, sedang 50 persen, dan berat bisa mencapai 75 persen.

Kerusakan parah terjadi di sawah sawah di sepanjang alur Tukad Yeh Sah dan beberapa sungai yang berhulu di Gunung Agung. Sementara tujuh hektare adalah sawah yang siap panen.

Tanaman padi yang rusak juga sudah siap panen. Karena debu vulkanik, terpaksa petani memanen lebih awal.

Akibatnya, hasil penen kualitasnya menjadi rendah. Untuk harga gabah dengan kualitas bagus per kilogram dijual Rp 3800. Sementara kalau kwalitas gabah jelek maka harga akan lebih murah.

 Ditanya soal kerugian petani, Supandi sendiri belum melakukan kalkulasi. Karena dampak abu tersebut banyak sawah yang di biarkan begitu saja tidak di garap.

Ini karena petani khawatir kalau lahan di garap terpapar abu maka padi akan rusak. Hal yang sama juga terjadi di Sidemen.

Hanya saja petani disana punya pilihan komoditi yang banyak selain padi untuk ditanam. Di antaranya adalah sayuran dan palawija.

Hanya saja tanaman ini juga tidak bisa luput dari dampak abu vulkanik. Made Karang, 52, salah satu petani asal Sidemen yang mengaku menunda musim tanam karena kondisi ini.

Hal ini karena saluran air dari tukad Yeh Sah tersumbat dan tidak mengalir. Selain merusak saluran irigasi, banjir lahar hujan ini juga merusak struktur tanah.

AMLAPURA – Hujan abu yang terjadi selama ini berdampak buruk bagi pertanian di Karangasem. Bahkan, sector ini mengalami dampak yang cukup parah.

Sekitar 300 haktare sawah di Karangasem mulai dari Kecamatan Rendang, Selat, dan Bebandem mengalami kerusakan karena dampak abu vulkanik.

Bahkan, sawah sawah tersebut tidak berproduksi lagi akibat dampak debu. “Yang terdampak dari tiga kecamatan,” ujar Kadis Pertanian Karangasem I Wayan Supandi.

Menurutnya, tingkat kerusakan dari sedang, ringan dan berat. Untuk ringan kerusakan mencapai 25 persen, sedang 50 persen, dan berat bisa mencapai 75 persen.

Kerusakan parah terjadi di sawah sawah di sepanjang alur Tukad Yeh Sah dan beberapa sungai yang berhulu di Gunung Agung. Sementara tujuh hektare adalah sawah yang siap panen.

Tanaman padi yang rusak juga sudah siap panen. Karena debu vulkanik, terpaksa petani memanen lebih awal.

Akibatnya, hasil penen kualitasnya menjadi rendah. Untuk harga gabah dengan kualitas bagus per kilogram dijual Rp 3800. Sementara kalau kwalitas gabah jelek maka harga akan lebih murah.

 Ditanya soal kerugian petani, Supandi sendiri belum melakukan kalkulasi. Karena dampak abu tersebut banyak sawah yang di biarkan begitu saja tidak di garap.

Ini karena petani khawatir kalau lahan di garap terpapar abu maka padi akan rusak. Hal yang sama juga terjadi di Sidemen.

Hanya saja petani disana punya pilihan komoditi yang banyak selain padi untuk ditanam. Di antaranya adalah sayuran dan palawija.

Hanya saja tanaman ini juga tidak bisa luput dari dampak abu vulkanik. Made Karang, 52, salah satu petani asal Sidemen yang mengaku menunda musim tanam karena kondisi ini.

Hal ini karena saluran air dari tukad Yeh Sah tersumbat dan tidak mengalir. Selain merusak saluran irigasi, banjir lahar hujan ini juga merusak struktur tanah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/