DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika memastikan Bandara Ngurah Rai hanya tutup selama 2,5 hari dalam tiga bulan status awas Gunung Agung.
Bila penutupan kembali terjadi, Gubernur Pastika menegaskan akan berkantor di bandara untuk memastikan semua yang telah direncanakan berjalan dengan baik.
“Semua organ harus berjalan dengan baik termasuk transportasi, hotel, visa, imigrasi. Bahkan para konjen saya minta untuk membuka desk di bandara untuk berkomunikasi dengan warganya.
Mungkin bahasa kita kurang pas, lagi panik, ada yang marah-marah, dan sebagainya. Jadi kita harus buat mereka senang,” ujar Pastika di depan 34 konjen kemarin.
Mantan Kapolda Bali ini menegaskan, jika kondisi seperti kemarin terulang, hotel dan transportasi ke bandara terdekat untuk wisatawan akan ditanggung.
Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah pusat akan membantu Pemprov Bali menghadapi kondisi terburuk sekalipun.
Menurutnya, Kementerian Maritim telah menggelar rapat dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Imigrasi terkait penanggulangan bencana vulkanologi jika Bandara Ngurah Rai tutup.
Disinggung soal protes beberapa wisatawan terkait penanganan pasca penutupan bandara beberapa waktu lalu, contohnya bus berbayar, Pastika tak menampik ada koordinasi yang salah saat itu.
“Itu betul. Kita pikir tadinya dalam rapat-rapat itu sudah berjalan seperti apa yang kita bicarakan, dikoordinasikan. Ternyata tidak. Ada yang dibawa ke Terminal Mengwi,
sampai di sana disuruh bayar. Dari Mengwi dia pergi ke mana, dia pun tidak tahu. Tak ada yang ngurus. Ini menimpa turis-turis
yang online karena tidak ada yang ngurus. Tapi kalau yang pakai travel biro permasalahan itu tidak ada,” ungkapnya.
Tentang asuransi yang tidak akan dikeluarkan negara asal wisatawan, khususnya yang memberlakukan travel warning, Pastika mengakau hal itu harus dibicarakan lebih lanjut karena menyangkut uang.
“Tapi yang jelas saya bisa jamin kalau terjadi seperti itu lagi kita siap membantu mereka, baik transportasi, hotel, maupun yang lainnya,” paparnya.