31.3 C
Jakarta
19 November 2024, 20:36 PM WIB

Transaksi Cashless SPBU Minim, Sebulan Hanya Rp 500 Juta

DENPASAR – Program pemerintah mendorong transaksi ke depan menggunakan cashless, tampaknya, tidak semudah yang diharapkan.

Hingga saat ini, masyarakat yang melakukan transaksi cashless sangat sedikit. Seperti yang terjadi pada transaksi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bali.

Transaksi cashless masih di bawah 1 persen. Menurut Sales Eksekutif IX Pertamina Bali, Aris Irmi, dari total konsumsi BBM di Bali per hari yang mencapai Rp 18 miliar, transaksi cashless hanya mencapai Rp 500 juta.

Angka Rp 500 juta dicapai dalam jangka waktu sebulan, bukan sehari. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar masyarakat umum belum terbiasa dengan sistem pembayaran cashless.

Masyarakat terbiasa melakukan transaksi tunai.  “Proses pembelian dan pelayanan via cashless ini biasa, Cuma saat ini jadi tidak biasa,” ujar Aris Irmi.

Kata dia, semua SPBU di Bali berpotensi menerapkan transaksi cashless. Hanya saja, untuk menerapkan transaksi cashless harus dibarengi dengan dukungan fasilitas dan sistem teknologi.

“Saat ini kami sedang membiasakan itu (cashless),” imbuhnya. Ada beberapa upaya yang dilakukan Pertamina dan juga perbankan meningkatkan transaksi cashless di Bali.

Mulai dari ketersediaan mesin electronic data capture (EDC) dan juga upaya turun ke lapangan langsung untuk memastikan program berjalan optimal.

Selain dukungan fasilitas, faktor SDM juga menjadi sangat penting. Untuk itu Pertamina dan juga perbankan di setiap pergantian jam kerja memberikan arahan cara penggunaan dan juga beberapa langkah lain.

“EDC harus oke dulu, kami juga mengimbau agar operator menawarkan bahwa SPBU melayani cashless, dan kami berikan reward dalam bentuk insentif,” kata Aris Irmi lagi.

Saat ini, transaksi cashless di Bali paling banyak terjadi di wilayah Badung dan Denpasar. Untuk kabupaten lain terbilang kecil.

Pencapaian cashless pun tidak muluk-muluk harus bisa 100 persen. Pihaknya sadar untuk menerapkan cashless memiliki beberapa tantangan.

“Menurut riset, paling cepat perubahan pola transaksi menuju cashless ini dalam waktu tiga bulan,” tandasnya. 

DENPASAR – Program pemerintah mendorong transaksi ke depan menggunakan cashless, tampaknya, tidak semudah yang diharapkan.

Hingga saat ini, masyarakat yang melakukan transaksi cashless sangat sedikit. Seperti yang terjadi pada transaksi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bali.

Transaksi cashless masih di bawah 1 persen. Menurut Sales Eksekutif IX Pertamina Bali, Aris Irmi, dari total konsumsi BBM di Bali per hari yang mencapai Rp 18 miliar, transaksi cashless hanya mencapai Rp 500 juta.

Angka Rp 500 juta dicapai dalam jangka waktu sebulan, bukan sehari. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar masyarakat umum belum terbiasa dengan sistem pembayaran cashless.

Masyarakat terbiasa melakukan transaksi tunai.  “Proses pembelian dan pelayanan via cashless ini biasa, Cuma saat ini jadi tidak biasa,” ujar Aris Irmi.

Kata dia, semua SPBU di Bali berpotensi menerapkan transaksi cashless. Hanya saja, untuk menerapkan transaksi cashless harus dibarengi dengan dukungan fasilitas dan sistem teknologi.

“Saat ini kami sedang membiasakan itu (cashless),” imbuhnya. Ada beberapa upaya yang dilakukan Pertamina dan juga perbankan meningkatkan transaksi cashless di Bali.

Mulai dari ketersediaan mesin electronic data capture (EDC) dan juga upaya turun ke lapangan langsung untuk memastikan program berjalan optimal.

Selain dukungan fasilitas, faktor SDM juga menjadi sangat penting. Untuk itu Pertamina dan juga perbankan di setiap pergantian jam kerja memberikan arahan cara penggunaan dan juga beberapa langkah lain.

“EDC harus oke dulu, kami juga mengimbau agar operator menawarkan bahwa SPBU melayani cashless, dan kami berikan reward dalam bentuk insentif,” kata Aris Irmi lagi.

Saat ini, transaksi cashless di Bali paling banyak terjadi di wilayah Badung dan Denpasar. Untuk kabupaten lain terbilang kecil.

Pencapaian cashless pun tidak muluk-muluk harus bisa 100 persen. Pihaknya sadar untuk menerapkan cashless memiliki beberapa tantangan.

“Menurut riset, paling cepat perubahan pola transaksi menuju cashless ini dalam waktu tiga bulan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/