DENPASAR – Dampak erupsi Gunung Agung membuat aktivitas penukaran Valuta Asing (Valas) di Bali menurun.
Puncak dari penurunan tersebut ketika Bandara I Gusti Ngurah Rai tutup beberapa waktu lalu. Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Bali Ayu Astuti Dhama mengungkapkan, penurunan penukaran valuta terjadi hingga 50 persen.
Total jumlah usaha penukaran valuta asing bukan bank (KUPVA BB) di Bali mencapai 137 perusahaan.
“Kalau saat berstatus awas turun 20 persen, sekarang sampai 50 persen,” ujar Ayu Astuti Dharma kemarin.
Terlebih wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok saat ini turun drastis. Karena selama ini, penukaran valas untuk Yuan cukup tinggi mengingat jumlah kunjungan wisman Tiongkok yang mendominasi.
“Yuan memberi pengaruh hingga 30 persen penurunan. Selain itu USD, dan Euro juga memberi pengaruh,” terangnya.
Namun kondisi saat ini tetap disyukuri oleh para pengusaha valas di wilayah Badung dan Denpasar. Jika dibandingkan wilayah Karangasem terutama kawasan wisata Tulamben yang tidak beroperasi sama sekali lantaran berada di area zona bencana.
“Kami masih bersyukur meski turun tapi minimal ada transaksi,” kata Dhama. Dia berharap kondisi pariwisata di Bali kembali normal.
Dalam kondisi saat ini harus ada langkah koordinasi yang baik agar tidak saling menyalahkan antara satu dan lainnya.
Dengan mencari solusi terbaik akan menghasilkan sesuatu yang dapat membantu pariwisata di Bali kembali pulih.
“Bila perlu pemerintah mengundang wartawan dari luar negeri, buat press conference bahwa Bali aman. Ini akan sangat membantu,” pungkasnya.