AMLAPURA – Distribusi logistik untuk pengungsi belum merata. Setidaknya banyak pengungsi mandiri hingga saat ini belum menerima bantuan dari pemerintah.
Hal itu diakui salah satu pengungsi asal Selat Kaja, Selat, Karangasem, I Gede Putra Wijaya. Pengungsi di KRB II ini mengaku mengungsi di Banjar Sidawa, Desa Taman Bali, Bangli.
Selama mengungsi, Putra Wijaya mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah. “Saya tinggal di rumah penduduk agar lebih nyaman. Karena saya bawa anak-anak,” katanya.
Di tempat itu, Putra Wijaya mengakui ada 2 KK pengungsi yang belum juga dapat bantuan logistik. Untuk di Bangli sendiri diakui ada sekitar 900 orang pengungsi asal Karangasem .
Mereka mayoritas pengungsi mandiri. Dirinya mengaku sudah berupaya mengajukan bantuan namun belum mendapatkan bagian juga.
900 pengungsi tersebut tersebar di banjar Pagotan, Bunitin dan Sidawa. Ketika datang ke posko induk pengungsi Kubu Bangli itu memang ada kesepakatan BPBD Bangli untuk pengungsi mandiri belum dilayani logistik.
Wijaya sendiri mempertanyakan apakah bantuan logistik tersebut untuk masyarakat miskin saja atau untuk pengungsi Gunung Agung.
Sementara itu, pengungsi mandiri menurut Dandim Karangasem yang juga Dansatgas Siaga Gunung Agung Letkol Inf Beny Rahardian tetap diupayakan mendapatkan bantuan.
“Tetap kita layani sama seperti pengungsi lainya,” ujar Letkol Beny. Untuk diketahui, pengungsi mandiri juga sama berstatus pengungsi.
Karena mereka kabur dari desanya karena merasa bahaya adanya erupsi Gunung Agung. Sementara mereka tinggal di rumah warga atau kerabatnya juga dengan berbagai alasan.