DENPASAR – Ni Kadek Sri Sedani, salah satu pasien yang diduga terinfeksi difteri masih mendapat perawatan di ruangan penyakit menular Nusa Indah RS Sanglah.
Perempuan berusia 30 tahun asal Banjar Abiansoan, Desa Bungaya, Bebandem, Karangasem diketahui suspect difteri dalam kondisi hamil tiga bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menyatakan, ketiga pasien suspect rabies MDS, 4, laki-laki asal Ubud Gianyar;
MDMP berjenis kelamin laki-laki dengan usia 1 tahun 7 bulan asal Pemecutan Denpasar Barat, dan NKSS, 30, perempuan asal Banjar Abiansoan,
Desa Bungaya, Bebandem, Karangasem, masih dirawat di ruangan penyakit menular Nusa Indah RS Sanglah.
“Dua pasien sudah diambil sampel darah untuk diuji klinis dan lab. Pengujian dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) di Surabaya.
Hasil labnya belum terlihat. Baru diketahui 5 hari kedepan. Untuk pasien MDS asal Ubud Gianyar, hasil labnya negatif. Kondisinya sudah membaik,” bebernya.
Menurutnya, difteri jarang ditemukan di Bali. Sejarah pun belum ada selama ini. “Ini baru pertama kali ada suspect difteri, mudah-mudahan sih tidak,” katanya.
Pasalnya, kata dia, ada beberapa penyakit mirip dengan kasus difteri. Seperti faringitis, membranosa dan lainnya. Baru dalam tiga tahun terakhir muncul suspek difteri di Bali. Hasil klinis dan uji laboratorium masih negatif.
“Antisipasi yang kami lakukan jika kemudian dinyatakan positif, maka penanganan yang akan dilakukan outbreak response immunizastion (Ori) dimasing-masing kabupaten/kota di Bali.
Dengan memberikan imunisasi pada bayi dan anak-anak sampai usia 19 tahun. Kemudian statusnya pun akan dinaikkan menjadi kejadian luar biasa (KLB),” papar Suarjaya