MANGUPURA – Tingkat kebocoran air pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Badung tergolong rawan.
Karena itu, angka kebocoran pun akan terus ditekan. Sehingga pelayanan pada pelanggan tetap terjaga dan terpenuhi.
Dirut PDAM Tirta Mangutama Badung Ketut Golak memastikan program pada 2018 yakni menekan angka kebocoran air dan terus berbenah.
Menurutnya, selain disebabkan instalasi atau jaringan, kebocoran juga diakui karena pencurian air. Dia mengakui, pencurian air masih tetap terjadi namun jauh menurun karena ini merupakan tindak pidana.
“Saat ini kebocoran air di PDAM Badung mencapai 34 persen, pada 2018 kami tekan menjadi maksimal 30 persen,” jelasnya.
Kata dia, untuk akurasi pembacaan meter air, pihaknya akan melakukan penggantian water meter. Penggantian water meter yang dianggarkan sekitar Rp 6 miliar tersebut akan menyasar 7.000 lebih pelanggan.
Selain kedaluwarsa, banyak water meter pelanggan dalam keadaan rusak. “Untuk itulah, kami merancang penggantian water meter sehingga pemakaian air bisa dicatat secara akurat,” ungkapnya
Selain itu, PDAM Tirta Mangutama Badung berencana menambah instalasi pengolahan air (IPA) dalam rangka meningkatkan layanan kepada pelanggan khususnya yang ada di Badung Selatan.
Kami rencanakan pada 2019 mendatang,” ujar pejabat asal Sobangan ini. Pembangunan IPA ini, merupakan masukan dari salah seorang anggota Komisi II yakni Nyoman Mesir yang sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke estuary dam beberapa waktu lalu.
“Memang tambahan IPA ini sangat dibutuhkan,” ujar mantan Dirut PD Pasar Badung ini. Pihaknya mengakui saat ini memiliki satu IPA di estuarydam.
Secara berkala, IPA ini harus menjalani perawatan terutama pembersihan. Pada saat menjalani perawatan itulah, pelayanan jadi mandek.
“Dalam beberapa jam, pelayanan terputus sehingga air bersih tak mengalir,” tegasnya. Dengan adanya tambahan IPA, pelayanan dipastikan tak terganggu.