28.4 C
Jakarta
19 September 2024, 22:58 PM WIB

Prajuru Jagatnatha Lakukan Melasti Ngubeng

 

SINGARAJA – Prajuru di Pura Agung Jagatnatha memilih melakukan melasti secara ngubeng. Tahun ini upacara melasti dipusatkan di Pura Taman yang terletak di sisi selatan Pura Agung Jagatnatha. Sehingga prosesi melasti tak dilakukan di areal segara.

 

Prajuru Pura Agung Jagatnatha, Gede Marayana mengungkapkan, prosesi itu disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. Meski dilakukan secara ngubeng, Marayana memastikan tak memengaruhi tujuan dan kekhidmatan upacara.

 

“Prosesi ini hanya melibatkan prajuru saja. Karena kalau kita melibatkan pengempon, pasti ribuan. Ada 163 tempek yang jadi pengempon Pura Agung Jagatnatha. Kalau masing-masing tempek menghadirkan 10 orang saja, itu sudah lebih dari seribu orang,” kata Marayana.

 

Marayana menjelaskan, prosesi melasti secara ngubeng sama seperti upacara melasti pada umumnya. Pratima dan arca diturunkan dari linggih-nya. Selanjutnya benda-benda sakral itu disucikan di pura taman. Setelah itu diletakkan kembali di lokasi semula.

 

“Prosesinya sama saja. Jadi upacara masih bisa tetap berjalan. Hanya saja harus menyesuaikan dengan desa, kala, dan patra. Lebih lagi saat ini masih pandemi, tentu keselamatan umat yang utama. Kami sudah tiga kali melakukan prosesi seperti ini, tidak ada kendala,” ujarnya.

 

Sementara itu Penyarikan Madya Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng Nyoman Westha mengatakan, seluruh rangkaian hari raya Nyepi, tetap dapat dilaksanakan. Termasuk prosesi melasti. Hanya saja prajuru harus menyesuaikan tata laksana upacara dengan protokol kesehatan yang ketat.

 

“Melasti tetap dapat dilaksanakan. Tapi pesertanya terbatas. Sebisa mungkin melasti dilakukan di lokasi terdekat. Misalnya kalau di desanya adat beji, bisa dilakukan di sana. Kalau di desanya ada bulakan (sumber mata air di sungai, Red) juga boleh di sana. Tidak harus di segara,” kata Westha. 

 

SINGARAJA – Prajuru di Pura Agung Jagatnatha memilih melakukan melasti secara ngubeng. Tahun ini upacara melasti dipusatkan di Pura Taman yang terletak di sisi selatan Pura Agung Jagatnatha. Sehingga prosesi melasti tak dilakukan di areal segara.

 

Prajuru Pura Agung Jagatnatha, Gede Marayana mengungkapkan, prosesi itu disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. Meski dilakukan secara ngubeng, Marayana memastikan tak memengaruhi tujuan dan kekhidmatan upacara.

 

“Prosesi ini hanya melibatkan prajuru saja. Karena kalau kita melibatkan pengempon, pasti ribuan. Ada 163 tempek yang jadi pengempon Pura Agung Jagatnatha. Kalau masing-masing tempek menghadirkan 10 orang saja, itu sudah lebih dari seribu orang,” kata Marayana.

 

Marayana menjelaskan, prosesi melasti secara ngubeng sama seperti upacara melasti pada umumnya. Pratima dan arca diturunkan dari linggih-nya. Selanjutnya benda-benda sakral itu disucikan di pura taman. Setelah itu diletakkan kembali di lokasi semula.

 

“Prosesinya sama saja. Jadi upacara masih bisa tetap berjalan. Hanya saja harus menyesuaikan dengan desa, kala, dan patra. Lebih lagi saat ini masih pandemi, tentu keselamatan umat yang utama. Kami sudah tiga kali melakukan prosesi seperti ini, tidak ada kendala,” ujarnya.

 

Sementara itu Penyarikan Madya Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng Nyoman Westha mengatakan, seluruh rangkaian hari raya Nyepi, tetap dapat dilaksanakan. Termasuk prosesi melasti. Hanya saja prajuru harus menyesuaikan tata laksana upacara dengan protokol kesehatan yang ketat.

 

“Melasti tetap dapat dilaksanakan. Tapi pesertanya terbatas. Sebisa mungkin melasti dilakukan di lokasi terdekat. Misalnya kalau di desanya adat beji, bisa dilakukan di sana. Kalau di desanya ada bulakan (sumber mata air di sungai, Red) juga boleh di sana. Tidak harus di segara,” kata Westha. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/