27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 21:06 PM WIB

Hujan Lebat, Ibu-Ibu Rela Berebut Stok Minyak Goreng

SINGARAJA – Operasi pasar minyak goreng yang dilakukan di Pasar Anyar Singaraja, diserbu warga. Meski terjadi hujan lebat, warga rela berebut sejumlah komoditas. Terutama minyak goreng. Faktanya, warga masih sulit mendapat minyak goreng. Kendati pasokan di gudang disebut mencapai puluhan ribu liter.

 

Operasi pasar itu berlangsung pada pukul 08.00 pagi kemarin (1/3). Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM Buleleng menggandeng sejumlah pihak untuk menjaga pasokan. Diantaranya Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, serta PT. GIEB selaku pemasok minyak goreng.

 

Total pemerintah menyiapkan 2.500 liter minyak goreng dalam kemasan, 1.100 kilogram beras, serta 450 kilogram gula. Ada pula beberapa komoditas lain yang disiapkan, seperti garam dan kopi.

 

Dari sekian banyak komoditas yang disiapkan, minyak goreng yang paling diburu. Dalam operasi pasar itu, minyak goreng dijual seharga Rp 14 ribu per liter. Sementara di luar, harga minyak goreng paling rendah di angak Rp 15 ribu.

 

Salah seorang warga, Luh Lestariani mengaku rela hujan-hujanan mendapat minyak goreng. Sebab harga jual minyak goreng di pasaran masih terbilang mahil.

 

“Kalau beli yang di pinggir jalan itu mahal, kualitasnya juga nggak berani jamin. Apalagi harganya lumayan beda. Kalau di luar harganya bisa sampai Rp 22 ribu, di sini bisa dapat Rp 14 ribu,” kata Lestariani.

 

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Buleleng Dewa Made Sudiarta mengatakan, pasokan minyak goreng di gudang sebenarnya terbilang memadai. Hingga akhir pekan lalu, pasokan mencapai 54 ribu liter. Baik itu minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan.

 

“Kami harap operasi pasar ini bisa menjaga harga di tingkat konsumen. Kami juga menghimbau agar masyarakat tidak menimbun komoditas ini. Karena pemerintah telah menjamin bahwa harga jual minyak goreng itu hanya Rp 14 ribu per liter,” demikian Sudiarta. 

SINGARAJA – Operasi pasar minyak goreng yang dilakukan di Pasar Anyar Singaraja, diserbu warga. Meski terjadi hujan lebat, warga rela berebut sejumlah komoditas. Terutama minyak goreng. Faktanya, warga masih sulit mendapat minyak goreng. Kendati pasokan di gudang disebut mencapai puluhan ribu liter.

 

Operasi pasar itu berlangsung pada pukul 08.00 pagi kemarin (1/3). Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM Buleleng menggandeng sejumlah pihak untuk menjaga pasokan. Diantaranya Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, serta PT. GIEB selaku pemasok minyak goreng.

 

Total pemerintah menyiapkan 2.500 liter minyak goreng dalam kemasan, 1.100 kilogram beras, serta 450 kilogram gula. Ada pula beberapa komoditas lain yang disiapkan, seperti garam dan kopi.

 

Dari sekian banyak komoditas yang disiapkan, minyak goreng yang paling diburu. Dalam operasi pasar itu, minyak goreng dijual seharga Rp 14 ribu per liter. Sementara di luar, harga minyak goreng paling rendah di angak Rp 15 ribu.

 

Salah seorang warga, Luh Lestariani mengaku rela hujan-hujanan mendapat minyak goreng. Sebab harga jual minyak goreng di pasaran masih terbilang mahil.

 

“Kalau beli yang di pinggir jalan itu mahal, kualitasnya juga nggak berani jamin. Apalagi harganya lumayan beda. Kalau di luar harganya bisa sampai Rp 22 ribu, di sini bisa dapat Rp 14 ribu,” kata Lestariani.

 

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Buleleng Dewa Made Sudiarta mengatakan, pasokan minyak goreng di gudang sebenarnya terbilang memadai. Hingga akhir pekan lalu, pasokan mencapai 54 ribu liter. Baik itu minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan.

 

“Kami harap operasi pasar ini bisa menjaga harga di tingkat konsumen. Kami juga menghimbau agar masyarakat tidak menimbun komoditas ini. Karena pemerintah telah menjamin bahwa harga jual minyak goreng itu hanya Rp 14 ribu per liter,” demikian Sudiarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/