25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:59 AM WIB

Rumah Hunian Satu-satunya Terbakar, Tak Ada Tempat untuk Berteduh

Nahas betul nasib Sang Nyoman Astawan, 42. Warga Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa Kubutambahan itu, kehilangan rumah satu-satunya. Tiada lagi tempat berteduh bagi keluarga.

 

Eka Prasetya, Buleleng

 

PUING sisa kebakaran belum dibersihkan. Sisa pakaian yang hangus, dibiarkan begitu saja. Sang Nyoman Astawan, hanya bisa menarik nafas panjang saat ditanya insiden yang menghangsukan rumah tinggalnya.

 

“Saya tidak tahu pasti. Kebetulan saya dan keluarga sedang keluar. Saya ditelpon sama tetangga, katanya rumah sudah terbakar,” kata Astawan.

 

Rumah miliknya terbakar pada Minggu (6/3) lalu. Rumah itu berdiri di atas lahan perkebunan milik keluarga almarhum Punar dan ahli warisnya. Astawan diberi hak bermukim di sana, karena bekerja sebagai petani penggarap lahan di atas kebun tersebut.

 

Di atas lahan tersebut, Astawan membangun rumah sederhana berukuran sekitar 5×8 meter. Rumah itu ia huni bersama istri dan anak-anaknya. Rumah itu juga menjadi satu-satunya lokasi bermukim bagi keluarga Astawan.

 

“Setelah terbakar itu, ya tidak ada tempat lagi. Sekarang tidur di sekepat (gazebo) dulu. Tidak tahu harus tinggal di mana lagi,” katanya.

 

Masalah yang dihadapi Astawan, mendapat perhatian dari Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG. Sutjidra. Kemarin (9/3) Sutjidra mendatangi lokasi tersebut. Ia juga membawa paket bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng. berupa terpal dan paket sembako.

 

Menurut Sutjidra, musibah kebakaran sangat rentan terjadi. Ia pun berharap warga lebih berhati-hati mencegah kebakaran. Warga dihimbau mengawasi sumber api, terutama saat hendak keluar rumah.

 

“Pastikan kompor sudah dalam kondisi mati. Begitu juga dupa, harus sudah mati semua. Jangan sampai keluar rumah, dupa dibiarkan nyala. Ini bisa memicu kebakaran,” katanya.

 

Dia juga meminta agar warga memperhatikan keberadaan instalasi listrik. “Sebisa mungkin jangan nyantol listrik. Karena rawan. Lebih baik ajukan subsidi ke PLN. Kabelnya juga harus diperhatikan. Karena ini juga bisa memicu (kebakaran),” imbuhnya.

 

Lebih lanjut Sutjidra mengatakan, pemerintah daerah akan berupaya mendistribusikan bantuan rehabilitasi rumah pada keluarga Nyoman Astawan. Namun ia meminta agar pihak desa menyelesaikan masalah tanah. Sebab Astawan berstatus sebagai peminjam lahan.

 

“Dia ini kan penyakap (penggarap lahan, Red). Nah lahannya milik orang lain. Coba dikomunikasikan dan diselesaikan dulu lahannya. Kalau sudah klir, nanti kami upayakan rehab rumah,” ujar Sutjidra.

 

Sementara itu Perbekel Kubutambahan Gede Pariadnyana mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan pemilik lahan. “Kami juga sudah minta supaya warga ini bicara langsung dengan pemilik lahan. Kalau disetujui, kami akan usulkan ke BPBD,” demikian Pariadnyana.

 

Nahas betul nasib Sang Nyoman Astawan, 42. Warga Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa Kubutambahan itu, kehilangan rumah satu-satunya. Tiada lagi tempat berteduh bagi keluarga.

 

Eka Prasetya, Buleleng

 

PUING sisa kebakaran belum dibersihkan. Sisa pakaian yang hangus, dibiarkan begitu saja. Sang Nyoman Astawan, hanya bisa menarik nafas panjang saat ditanya insiden yang menghangsukan rumah tinggalnya.

 

“Saya tidak tahu pasti. Kebetulan saya dan keluarga sedang keluar. Saya ditelpon sama tetangga, katanya rumah sudah terbakar,” kata Astawan.

 

Rumah miliknya terbakar pada Minggu (6/3) lalu. Rumah itu berdiri di atas lahan perkebunan milik keluarga almarhum Punar dan ahli warisnya. Astawan diberi hak bermukim di sana, karena bekerja sebagai petani penggarap lahan di atas kebun tersebut.

 

Di atas lahan tersebut, Astawan membangun rumah sederhana berukuran sekitar 5×8 meter. Rumah itu ia huni bersama istri dan anak-anaknya. Rumah itu juga menjadi satu-satunya lokasi bermukim bagi keluarga Astawan.

 

“Setelah terbakar itu, ya tidak ada tempat lagi. Sekarang tidur di sekepat (gazebo) dulu. Tidak tahu harus tinggal di mana lagi,” katanya.

 

Masalah yang dihadapi Astawan, mendapat perhatian dari Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG. Sutjidra. Kemarin (9/3) Sutjidra mendatangi lokasi tersebut. Ia juga membawa paket bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng. berupa terpal dan paket sembako.

 

Menurut Sutjidra, musibah kebakaran sangat rentan terjadi. Ia pun berharap warga lebih berhati-hati mencegah kebakaran. Warga dihimbau mengawasi sumber api, terutama saat hendak keluar rumah.

 

“Pastikan kompor sudah dalam kondisi mati. Begitu juga dupa, harus sudah mati semua. Jangan sampai keluar rumah, dupa dibiarkan nyala. Ini bisa memicu kebakaran,” katanya.

 

Dia juga meminta agar warga memperhatikan keberadaan instalasi listrik. “Sebisa mungkin jangan nyantol listrik. Karena rawan. Lebih baik ajukan subsidi ke PLN. Kabelnya juga harus diperhatikan. Karena ini juga bisa memicu (kebakaran),” imbuhnya.

 

Lebih lanjut Sutjidra mengatakan, pemerintah daerah akan berupaya mendistribusikan bantuan rehabilitasi rumah pada keluarga Nyoman Astawan. Namun ia meminta agar pihak desa menyelesaikan masalah tanah. Sebab Astawan berstatus sebagai peminjam lahan.

 

“Dia ini kan penyakap (penggarap lahan, Red). Nah lahannya milik orang lain. Coba dikomunikasikan dan diselesaikan dulu lahannya. Kalau sudah klir, nanti kami upayakan rehab rumah,” ujar Sutjidra.

 

Sementara itu Perbekel Kubutambahan Gede Pariadnyana mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan pemilik lahan. “Kami juga sudah minta supaya warga ini bicara langsung dengan pemilik lahan. Kalau disetujui, kami akan usulkan ke BPBD,” demikian Pariadnyana.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/