AMLAPURA-Gegara hujan membuat sejumlah petani kapas di Dusun Tegalanglangan, Desa Datah Kecamatan Abang terpaksa memanen lebih awal. Hasilnya pun mengecewakan.
Selain dihadapkan pada panen yang tidak memuaskan itu, para petani juga masih bingung soal pemasaran hasil panen mereka.
Terkait pemasaran hasil panen para petani kapas, Kabid Penyedia dan Sarana Pengembangan Dinas Pertanian Karangasem, I Komang Cenik mengaku akan melakukan pertemuan dengan para pengepul kapas yang ada di Dusun Beluhu Kangin, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu.
Melalui pertemuan tersebut, pihaknya ingin bekerjasama dengan cara membuat MoU antara pihak pengepul dan petani kapas. Termasuk petani kapas yang ada di Tegalanglangan terkait dengan pendistribusian hasil panen kapas mereka. “Itu kami akan fasilitasi, sehingga hasil panen mereka bisa terserap,” ujarnya.
Cenik juga membenarkan kapas yang dipanen tersebut adalah beberapa buah kapas paling bawah (buah paling awal) dan belum termasuk panen raya. “Memang kualitas yang paling bagus itu buah kapas di bagian atas. Diperkirakan akan memasuki panen raya pada pertengahan bulan April mendatang,” paparnya.
Meski panen pertama dilakukan beberapa hari lebih awal, namun secara kualitas kapas yang dihasilkan tersebut kata Cenik terbilang cukup bagus untuk pohon kapas yang baru pertama kali berbuah.
Apabila kapas yang sudah siap panen dibiarkan terkena air hujan, maka akan mempengaruhi dari sisi kualitas kapas dan membuat kapas menjadi kotor. “Pengamatan saya untuk kualitas kapas yang dipanen awal ini kategori sudah bagus. Itu untuk pohon yang baru belajar berbuah meskipun panennya dimajukan beberapa hari karena faktor cuaca,” tandasnya.
Untuk diketahui di wilayah Bluhu terdapat sejumlah pengepul dan puluhan pemintal kapas untuk dijadikan sebagai benang tukelan. Selama ini, produksi kapas di Karangasem terbilang masih sedikit, sehingga mereka juga mendatangkan kapas dari luar Bali untuk memenuhi kebutuhan produksi benang tukelan yang mereka kerjakan.