DENPASAR, radarbali.id– Lebih dari satu dekade, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) fokus melayani segmen pra dan cukup sejahtera produktif Indonesia. Dalam melayani segmen ini bank senantiasa menjalankan pola pendekatan pendampingan yang terarah, terukur, dan berkelanjutan. Pola inilah yang memberikan kesempatan bank untuk terus mewujudkan misinya memberikan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti kepada berjuta rakyat Indonesia.
Komitmen nyata BTPN Syariah ini salah satunya dirasakan nasabah Ni Luh Eka Saskrawati. Di masa sulit akibat pandemi Covid-19, BTPN Syariah memberi solusi hingga ibu rumah tangga berusia 54 tahun ini survive lewat bisnis lele. Tanpa jaminan dan dijemput ke rumah membuat Luh Eka nyaman beraktivitas. Mulai merintis 3 kolam lele, kini Luh Eka dan suami mengelola 7 buah kolam. “Manfaat pembiayaan dari BTPN Syariah sangat membantu usaha saya,” ucapnya penuh semangat. Mengetahui manfaat pembiayaan dan kemudahan yang ditawarkan BTPN Syariah, kini jejak Luh Eka juga diikuti oleh 21 ibu rumah tangga lain di lingkungan tempat tinggalnya, Jalan Bung Tomo Denpasar.
Melewati tahun kedua pandemi, BTPN Syariah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan nasabah dan perkembangan zaman terutama teknologi digital. Mitra Tepat hadir sebagai layanan berbasis aplikasi guna mempermudah seluruh nasabah dan agen BTPN Syariah. Mitra Tepat membantu nasabah inklusi memenuhi kebutuhan mereka untuk bertransaksi perbankan. “Pengembangan teknologi ini tentunya sangat memperhatikan tingkat literasi digital masyarakat inklusi. Dalam hal ini bank tetap terus melakukan fungsi pendampingan sepenuh hati; memperkenalkan, mengajarkan, serta mempelajari respons mereka sebagai bagian proses penyempurnaan aplikasi sehingga tepat untuk menjadi alat dalam meningkatkan produktivitas mereka ke depannya. Jadi, semua dilakukan secara bertahap dan terus didampingi,” ucap Hadi Wibowo, Direktur Utama BTPN Syariah.
Sejalan dengan tujuan bisnis berbagai program reward dan aktivitas sosial untuk nasabah, keluarga, dan lingkungan sekitar tak luput menjadi perhatian bank. Program tersebut antara lain pembiayaan khusus bagi nasabah dengan kondisi usaha yang menurun, program peningkatan kapasitas nasabah dengan berbagai pelatihan dan sertifikasi, pembiayaan lanjutan bagi nasabah yang mulai bangkit, pemberian hadiah emas sebagai insentif menarik, bantuan biaya pendidikan agar anak-anak nasabah tetap dapat bersekolah, hingga keterlibatan bank untuk turut serta mendukung percepatan vaksinasi pemerintah melalui program vaksin bersama yang melibatkan aparat, masyarakat sekitar, hingga lembaga pendidikan, adalah cara bank untuk terus memberikan kontribusi sosial.
Kontribusi BTPN Syariah selama 2021 berbuah manis. Hingga 31 Desember 2021, pembiayaan terhadap Ultramikro yang menjadi fokus bank tumbuh 10% menjadi Rp 10,44 triliun, dibanding periode yang sama sebelumnya Rp 9,52 triliun. Pertumbuhan ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga, Non Performing Financing (NPF) tercatat di posisi 2,37%. Bank juga masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di posisi 58%, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 13% (YoY) menjadi Rp 18,54 T dari Rp 16,44 T. Dana pihak ketiga tumbuh 12% (YoY) menjadi Rp 10,97 T dari Rp 9,78 T, dan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,47 T.
“Sungguh dukungan ini membuat kami bertekad untuk terus memberikan pelayanan terbaik sepenuh hati. Insya Allah, di 2022 kita akan bersama-sama terus bergandengan dalam mengembangkan serta menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti bagi berjuta rakyat Indonesia,” ujar Hadi.
“Bank tidak mungkin mencatatkan pencapaian ini secara sendiri saja, ini adalah dukungan seluruh pihak tanpa terkecuali. Karenanya, kami sangat berterima kasih atas semua dukungan berbagai pemangku kepentingan; mulai dari #bankirpemberdaya yang menjadi karyawan kami, nasabah pembiayaan kami yang tangguh, nasabah pendanaan yang mendukung penuh, pemerintah dengan program yang seimbang antara pemulihan ekonomi nasional dengan program kesehatan masyarakat, regulator yang meluncurkan berbagai program relaksasi yang memberikan nafas segar untuk perbankan, hingga masyarakat yang memberikan kesempatan dengan baik dan terlibat dalam berbagai program yang dijalankan BTPN Syariah,” imbuhnya.
BTPN Syariah dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke-12 di Indonesia. Satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target market lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut ‘unbankable’, karena tidak memiliki catatan keuangan dan dokumentasi legal. BTPN Syariah melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu BTPN Syariah membangun sarana dan prasarana yang sangat berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk memastikan produk dan layanan efektif serta efisien melayani segmen tersebut.
Dengan hanya memiliki 25 cabang di seluruh Indonesia, 41 Kantor Fungsional Operasional, namun bank memiliki hampir 12.000 karyawan yang menjemput bola di hampir 70% total kecamatan di Indonesia, yang secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan 4 perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA terlatih dengan jabatan sebagai Community Officer Bank. Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4 juta nasabah aktif.
Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, diantaranya probabilitas kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase anak bersekolah, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung. Ini menunjukan peningkatan pendapatan keluarga. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action).
Keyakinan untuk ‘Do Good Do Well’ (berkinerja baik sekaligus memiliki dampak sosial yang nyata) inilah, yang membuat seluruh insan di BTPN Syariah memiliki satu identitas yang sama, yaitu #bankirpemberdaya. (arb)