November menjadi hajatan besar bagi KONI Bali. Sebab di bulan tersebut, Porprov Bali XV/2022 akan digelar. Untuk pertama kalinya, tidak ada tuan rumah tunggal untuk menggelar hajatan olahraga terbesar di Pulau Dewata.
alit binawan/juliadi/indra prasetia/candra gupta, Denpasar
KALI ini, sembilan kabupaten dan kota akan menjadi tuan rumah. Pandemi Covid-19 yang berujung cekak anggaran menjadi alasan utamanya. Apalagi seharusnya Porprov Bali digelar pada 2021. Badung menjadi tuan rumah. Namun lagi-lagi terganjal soal biaya.
Total ada 42 cabor yang akan dipertandingkan dan terbagi di sembilan kabupaten dan kota. Dari data yang ada, Denpasar menjadi kota terbanyak yang menggelar pertandingan dengan 11 cabor. Disusul oleh Badung dengan sembilan cabor yang dipertandingkan.
Bangli menjadi cabor paling sedikit dengan hanya menggelar satu cabor saja yaitu Xiangqi/Pexi di Kubu, Bangli. Kesuksesan Porprov Bali XV pada bulan November yang direncanakan selama 10 hari tersebut, menjadi ujian perdana IGN Oka Dharmawan sebagai Ketum KONI Bali periode 2022-2026.
Ada warisan yang harus bisa dipertahankan Oka Dharmawan dan jajarannya di ujian perdana kali ini. Bagaimana KONI Bali bisa menggelar Porprov Bali lancar di tengah pandemi dan untuk pertama kalinya digelar secara gotong royong.
Oka Dharmawan menilai ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar Porprov XV kali ini berjalan dengan sukses. Kunci utama suksesnya Porprov kali ini adalah kesiapan dari masing-masing kabupaten/kota. Termasuk juga dari segi pendanaan.
Hingga saat ini, KONI Bali baru mengantongi Rp 4,5 miliar untuk menggelar Porprov. Dana tersebut masih dianggap kurang dan perlu ada penambahan dana lagi yang berasal dari APBD perubahan Provinsi Bali. “Dana sebesar itu masih kurang. Nanti akan ada penambahan di APBD perubahan. Besarannya masih belum terperinci karena masih dalam tahap estimasi,” ucapnya.
Lanjut Oka Dharmawan, rapat lanjutan untuk membahas Porprov baru akan digelar minggu depan. Jadi dia belum bisa berbicara terlalu banyak mengenai masalah Porprov. Yang jelas, masing-masing daerah sudah berkomitmen dengan cabor-cabor yang akan digelar di daerahnya masing-masing.
Hanya saja dia menegaskan jika masing-masing kabupaten/kota harus benar-benar mempersiapkan venue pertandingan. “Jadi venue pertandingan harus ready to use. Tidak boleh ada dana yang dikeluarkan lagi untuk perbaikan venue pertandingan. Ini kan sudah ada kesepakatan bersama dari KONI kabupaten/kota dalam rapat sebelumnya,” ujarnya.
Terkait kriteria atlet yang diperbolehkan turun nanti, juga akan dibahas dalam rapat lanjutan pekan depan. Intinya, akan ada batasan usia yang ditentukan oleh masing-masing cabor. Termasuk siapa saja atlet yang tidak boleh bertarung lagi di Porprov.
“Batasan usia nanti ditentukan cabor melalui technical delegate (TD) masing-masing. Batasan usia juga mengacu pada PB masing-masing cabor. Untuk atlet peraih medali di PON, masih bisa ikut dengan berbagai syarat yang nanti akan ditentukan TD. Tapi seperti Porprov sebelumnya, atlet peraih medali di ajang internasional seperti SEA Games, Asian Games, dan sebagainya, kemungkinan tidak bisa ikut,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Koni Tabanan I Made Nurbawa menyebut untuk pelaksanaan Porprov Bali tahun ini. Pihak di Koni Kabupaten Tabanan telah diajak rapat oleh Koni Bali. Dalam rapat pada bulan Februari lalu Porprov Bali tahun 2022 tetap dilaksanakan, akan tetapi pelaksanaan diundur yang awalnya pada bulan September menjadi bulan November mendatang.
“Alasan pengunduran jadwal pelaksanaan Porprov, mengingat begitu padat jadwal kejuaran di tingkat nasional. Salah satunya Sea Games.” Kata Nurbawa, Jumat (8/4).
Khusus Kabupaten Tabanan sejumlah venue-venue telah pihaknya siapkan. Mengingat pelaksanaan Porprov disebar di kabupaten/kota di Bali yang kemudian disebut Porprov Gotong Royong. Kabupaten yang melaksanakan Porprov wajib tempatnya siap pakai tidak boleh lagi ada renovasi.
“Ya tinggal melengkapi kesiapan pendukung lainnya. Misalnya perangkat pertandingan. Karena Porprov tahun ini diminta untuk lebih menghemat biaya,” ungkapnya.
Nah untuk Tabanan sendiri terdapat 6 cabang olahraga (Cabor) yang akan dilaksanakan pada Porprov 2022. Di antaranya cabor atletik, motocross, petanque, bola voli, balap sepeda dan dance spots. Tabanan yang mendapat 6 cabor untuk pertandingan Porprov, karena selain disesuaikan dengan kondisi fasilitas yang ada di daerah.
“Juga sebetulnya Koni Provinsi Bali memiliki data based dari pelaksanaan sebelumnya baik dari kejuaraan daerah dan kejuaraan lainnya. Apalagi Koni Bali tahu betul soal Porprov yang sebelumnya berkali-kali digelar,” terangnya. Semua lokasi untuk 6 kejuaraan cabor Porprov ini sudah disiapkan Tabanan. Siap digunakan, artinya tidak ada renovasi lagi.
Sementara terkait atlet sendiri Kabupaten Tabanan melalui Koni Tabanan sampai sekarang baru masa tahap rekrutmen atlet bayangan untuk Porprov. Atlet bayangan ini belum definitif hanya dipersiapkan.
“Atlet bayangan selanjutnya akan menjalani proses penyaringan. Kemungkinan dari 405 atlet bisa menjadi 100-125 atlet yang nanti dikirim ke juara Porprov Bali. Karena Tabanan hanya mengikuti 29 cabor dari 36 cabor yang dipertandingkan,” jelasnya.
Di singgung perihal soal anggaran kejuaran Porprov tahun 2022. Made Nurbawa menyebut total ada sekitar Rp 2 miliar untuk kegiatan Koni Tabanan yang pihaknya usulkan tahun 2021 lalu pada induk APBD Tabanan. Dimana dana ini akan keluar pada tahun ini.
“Anggaran sebanyak ini bukan hanya untuk kegiatan mengikuti kejuaraan Porprov Bali. Melainkan pula untuk pembiayaan operasional Koni Tabanan, biaya perawatan gedung, stadion hingga pembinaan atlet,” tandasnya.
Demikian, tambah Ketua KONI Gianyar Pande Made Purwata di tempat terpisah. Lantaran cabor bertanding menyebar di seluruh Kabupaten dan kota, tugas pemantauan KONI Gianyar akan lebih ekstra. Diakui ada jarak dan waktu dalam pemantauan atlet. “Yang di Singaraja, Negara, Karangasem. Mungkin dua hari di Negara, dua hari di Singaraja. Yang paling jauh kan dua kabupaten itu,” ujarnya.
Untuk Kabupaten di Bali Timur, seperti Klungkung, Karangasem, Bangli bisa dijangkau tidak begitu jauh. Termasuk ke Badung dan Denpasar jaraknya dekat untuk pemantauan para atlet saat laga. “Ape buin Bangli jeg negak sepeda neked ditu (Apalagi ke Bangli, naik sepeda gayung sampai sana, red),” pungkas Pande sembari berkelakar. (Bersambung)