25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 6:17 AM WIB

Musim Penyu Bertelur

Pokmaswas Minta Pengusaha Turunkan Suara Musik

SINGARAJA– Musim penyu bertelur telah tiba. Penyu-penyu biasanya akan naik ke pantai sepanjang bulan Juni hingga Juli untuk membuat sarang. Salah satu titik favorit penyu adalah Pantai Penimbangan, di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.

 

Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari pun mulai bersiap mengawasi garis pantai. Utamanya dari timur Pura Penimbangan hingga kawasan Pantai Indah, Singaraja. Di titik tersebut biasanya penyu-penyu akan bersarang.

 

Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari, Jro Mangku Gede Wiadnyana mengungkapkan, penyu sebenarnya biasa bertelur sepanjang tahun. Namun pada bulan Juni hingga Juli, jumlah penyu yang muncul ke daratan kian bertambah. Dalam sebulan anggota kelompok bisa menemukan hingga 20 buah sarang penyu.

 

Sepanjang tahun ini saja Pokmaswas telah amankan 1.171 butir telur penyu. Sebanyak 243 butir diantaranya ditemukan pada bulan Februari lalu. Sedangkan 928 butir sisanya diamankan pada bulan Mei ini. Total ada 6 buah sarang yang diamankan.

 

“Sengaja kami amankan telur-telur ini. Karena kalau dibiarkan, nanti ada predator. Biasanya anjing-anjing liar. Kami sudah buat jadwal patroli tiap pagi dan malam untuk mengawasi,” kata Wiadnyana.

 

Telur-telur itu ditempatkan pada bak penetasan yang dibuat kelompok. Selanjutnya penyu-penyu yang sudah ditetaskan, segera dilepas ke pantai. Biasanya pelepasan dilakukan pada pagi hari. Hingga kini sudah ada 125 ekor tukik yang menetas dan siap dilepaskan.

 

Lebih lanjut Wiadnyana mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha café dan restoran di sepanjang Pantai Penimbangan. Para pengusaha diminta ikut melakukan langkah pelestarian penyu. Caranya dengan menurunkan tingkat kebisingan.

 

“Kami harap pengusaha berpartisipasi juga. Kalau ada live music ya cukup sampai jam 12 saja. Setelah itu suara musiknya agar dipelankan. Jadi sama-sama menjaga. Ekonomi tetap jalan, penyu juga nyaman bertelur. Supaya alam dan usaha tetap seimbang,” demikian Wiadnyana. (eps)

SINGARAJA– Musim penyu bertelur telah tiba. Penyu-penyu biasanya akan naik ke pantai sepanjang bulan Juni hingga Juli untuk membuat sarang. Salah satu titik favorit penyu adalah Pantai Penimbangan, di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.

 

Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari pun mulai bersiap mengawasi garis pantai. Utamanya dari timur Pura Penimbangan hingga kawasan Pantai Indah, Singaraja. Di titik tersebut biasanya penyu-penyu akan bersarang.

 

Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari, Jro Mangku Gede Wiadnyana mengungkapkan, penyu sebenarnya biasa bertelur sepanjang tahun. Namun pada bulan Juni hingga Juli, jumlah penyu yang muncul ke daratan kian bertambah. Dalam sebulan anggota kelompok bisa menemukan hingga 20 buah sarang penyu.

 

Sepanjang tahun ini saja Pokmaswas telah amankan 1.171 butir telur penyu. Sebanyak 243 butir diantaranya ditemukan pada bulan Februari lalu. Sedangkan 928 butir sisanya diamankan pada bulan Mei ini. Total ada 6 buah sarang yang diamankan.

 

“Sengaja kami amankan telur-telur ini. Karena kalau dibiarkan, nanti ada predator. Biasanya anjing-anjing liar. Kami sudah buat jadwal patroli tiap pagi dan malam untuk mengawasi,” kata Wiadnyana.

 

Telur-telur itu ditempatkan pada bak penetasan yang dibuat kelompok. Selanjutnya penyu-penyu yang sudah ditetaskan, segera dilepas ke pantai. Biasanya pelepasan dilakukan pada pagi hari. Hingga kini sudah ada 125 ekor tukik yang menetas dan siap dilepaskan.

 

Lebih lanjut Wiadnyana mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha café dan restoran di sepanjang Pantai Penimbangan. Para pengusaha diminta ikut melakukan langkah pelestarian penyu. Caranya dengan menurunkan tingkat kebisingan.

 

“Kami harap pengusaha berpartisipasi juga. Kalau ada live music ya cukup sampai jam 12 saja. Setelah itu suara musiknya agar dipelankan. Jadi sama-sama menjaga. Ekonomi tetap jalan, penyu juga nyaman bertelur. Supaya alam dan usaha tetap seimbang,” demikian Wiadnyana. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/