SINGARAJA – Pemerintah Kabupaten Buleleng mengklaim berhasil berhemat, sedikitnya sebesar Rp 24 miliar pada tahun anggaran 2017 lalu.
Penghematan itu berasal dari efisiensi hasil tender yang dilakukan pemerintah, pada proyek-proyek dengan skala besar.
Sepanjang tahun 2017 lalu, ada 120 proyek yang ditenderkan melalui sistem Lelang Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Dari 120 proyek itu, ada empat proyek yang gagal tender. Selebihnya berjalan seperti biasa. Seratusan proyek itu menghabiskan pagu anggaran sebesar Rp 165,42 miliar.
Proyek-proyek itu kemudian ditawar lebih murah oleh sejumlah rekanan. Sehingga nilai pekerjaan yang dibayarkan pemerintah, menjadi Rp 141,02 miliar.
Artinya ada efisiensi sebesar Rp 24,3 miliar sepanjang tahun 2017 lalu. “Ini hanya efisiensi dari hasil tender saja. Itu totalnya Rp 24,3 miliar,” kata Kabag Layanan Pengadaan Setda Buleleng, Made Budi Setiawan.
Kebanyakan proyek yang memberikan efisiensi besar, adalah proyek peningkatan kualitas jalan. Misalnya saja perbaikan jalan Paket VI, yang meliputi Bukti-Bulian dan Pacung-Banjar Tonggak.
Dari pagu anggaran sebesar Rp 7,15 miliar, ditawar senilai Rp 5,68 miliar. Sehingga terdapat sisa anggaran Rp 1,46 miliar.
Ada pula perbaikan jalan Paket I yang meliputi Tambakan-Pakisan dan Tambakan-Padang Lumpang.Dari pagu anggaran Rp 8 miliar, ditawar Rp 7,1 miliar.
Sehingga ada efisiensi sebesar Rp 808,9 juta. Saat terjadi efisiensi dengan nilai besar, Budi mengaku tidak bisa langsung percaya.
“Kami cek lagi dokumennya. Kalau perlu cek ke lapangan, benar nggak mereka benar-benar siap. Jangan-jangan setelah menang, ditinggal kabur. Kami tidak ingin terjadi seperti itu. Tapi syukurnya semua jalan dengan baik,” imbuhnya.
Meski nilai efisiensi cukup besar, ternyata tak semua sisa anggaran bisa kembali ke kas daerah. Beberapa sisa anggaran terpaksa dikembalikan ke kas negara.
“Misalnya proyek dari Dana Alokasi Khusus (DAK), itu kan tidak bisa kembali ke kas daerah. Tapi secara umum, nilai efisiensinya segitu (Rp 24,3 miliar, Red),” tandas Budi.