SINGARAJA– Komisi Pemilihan Umum (KPU) Buleleng mulai memetakan desa-desa yang minim partisipasi pemilih. Terlebih KPU Buleleng menargetkan tingkat partisipasi pemilih bisa melampaui angka 75 persen pada Pemilu 2024 mendatang.
Saat ini ada dua desa yang menjadi target KPU Buleleng. Yakni Desa Suwug Kecamatan Sawan dan Desa Julah Kecamatan Tejakula. Kedua desa itu disebut memiliki tingkat partisipasi yang rendah pada pemilu lalu.
Di Desa Suwug, tingkat partisipasi pemilih hanya berada di angka 49 persen dari total jumlah penduduk. Sementara di Desa Julah, tingkat partisipasi pemilih sekitar 56 persen dari total jumlah penduduk. KPU pun memilih melakukan upaya sosialisasi lebih dini di kedua wilayah itu.
Kemarin (30/6), KPU Buleleng mendekati tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, serta tokoh perempuan di Desa Suwug. Mereka diberi pemahaman mengenai pemilihan dan pemilu. Sosialisasi bertajuk Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan itu, dilangsungkan di SDN 2 Suwug, pada Kamis pagi. Tercatat ada 25 orang tokoh yang dilibatkan dalam acara tersebut.
Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana mengungkapkan, sosialisasi sengaja dilakukan lebih awal. Dengan harapan aparatur desa dan tokoh masyarakat membantu pembentukan relawan demokrasi di wilayahnya. Selanjutnya relawan itu akan menjadi agen sosialisasi bagi KPU Buleleng untuk menyampaikan informasi seputar pemilu, sekaligus mencegah terjadinya politik identitas.
Tak hanya menjadi agen sosialisasi, mereka juga diproyeksikan menjadi penyelenggara pada Pemilu 2024 mendatang. Baik itu sebagai Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa/kelurahan, atau menjadi Panitia Pemillihan Kecamatan (PPK).
“Lewat sosialisasi yang lebih awal, kami harap masyarakat bisa mendapat informasi yang lebih utuh terkait pemilu. Sehingga saat hari pemilihan 14 Februari 2024 nanti, tingkat partisipasi bisa meningkat,” kata Dudhi yang didampingi Divisi Sosialisasi KPU Buleleng, Gede Bandem Samudera.
Sementara itu, Perbekel Suwug Ketut Suadnyana mengatakan, tingkat partisipasi pada ajang-ajang pemilihan memang sangat rendah. Pada Pemilu 2019, ia menyebut hanya sekitar 2.400 orang warga yang menggunakan hak pilih. Padahal jumlah daftar pemilih sekitar 7.200 orang.
Hal itu disebabkan kondisi pekerjaan warga. Sekitar 60 persen warga di Desa Suwug, merantau di luar kabupaten. Kebanyakan bekerja di sektor perhotelan, garmen, ada pula yang menjadi pengemudi wisata. Namun pada pemilihan perbekel lalu, partisipasi pemilih bisa melonjak hingga di atas 80 persen. Resepnya, warga yang merantau diajak pulang kampung untuk memilih.
“Tentu perlu sosialisasi dan pendekatan yang intens. Supaya mereka mau pulang kampung dan menggunakan hak pilihnya. Kami sudah diskusi dengan KPU menyiapkan strategi, biar partisipasi bisa meningkat,” demikian Suadnyana. (eps)