KUBUTAMBAHAN –Sebanyak 12 orang nelayan yang sempat dilaporkan celaka di Laut Bali, berhasil pulang dalam kondisi selamat. Ini, setelah sebuah perahu dengan nama lambung Sekar Wangi I, dilaporkan terbalik sekitar 30 mil arah utara Pulau Bali. Perahu itu mengangkut 12 orang nelayan. Saat itu para nelayan hendak menebar jaring seleret di dekat rumpon. Namun, siapa sangka cuaca berubah dengan cepat.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, perahu dengan nakhoda Gede Sriasa, 38, berangkat dari Pantai Ponjok, Kubutambahan pada Jumat (1/7) pukul 02.00. Total perahu itu mengangkut 12 orang awak termasuk nakhoda. Mereka adalah, Gede Sriasa (nakhoda perahu), Made Budarana, Ngakan Nyoman Widi, Gede Budarana, Gede Tumpa Yana, Nyoman Sukasada, Made Widiasa, Gede Sumenasa, Gede Sumadana, Komang Arta Wirawan, Pengakan Putu Redita, dan Ngakan Putu Baruada.
Saat berangkat, cuaca disebut cukup baik. Angin juga tak terlalu kencang. Nelayan juga sudah sempat mengecek prediksi cuaca. Hasilnya, cuaca dianggap masih cukup bersahabat. Sehingga mereka mereka memutuskan melaut.
Namun saat di tengah laut, mendadak cuaca berubah. Angin kencang berhembus dan gelombang tinggi. Nakhoda berencana putar haluan. Sayangnya perahu keburu dihantam ombak tinggi. Sehingga perahu langsung terbalik. Insiden itu disebut terjadi sekitar pukul 05.00 pagi.
Pemilik perahu, Ketut Mertayasa, 55, mengungkapkan, ia menerima informasi perahu miliknya celaka sekitar pukul 07.00 pagi. Saat itu adiknya, Gede Widiasa, 45, mengabarkan melalui telepon bahwa perahunya terbalik di tengah laut. Sekitar sejam kemudian, adiknya sudah sampai di Pantai Ponjok.
Widiasa dan kelompok nelayan lainnya pun bergegas mengirim bala bantuan. Mereka memberangkatkan sebuah perahu dengan nama lambung Sandat Bali.
“Adik saya lihat langsung kejadiannya. Tapi tidak berani dekat karena gelombang besar. Akhirnya ABK saya berhasil selamat dan naik semua di atas perahu yang terbalik itu,” ungkap Widiasa.
Peristiwa itu juga langsung dilaporkan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Orang (SAR) Singaraja. Tim SAR bersama nelayan langsung melakukan pencarian. Mereka ditemukan pada koordinat 7°44’00.92″ Lintang Selatan-115°17’02.55″ Bujur Timur, pada pukul 11.25 siang.
Perahu yang terbalik berhasil dikembalikan ke posisi semula. Selanjutnya nelayan melanjutkan menarik jaring ikan. “Kami pastikan kondisinya sudah aman. Nelayan yang sempat mengalami kecelakaan, memutuskan kembali bersama rekan-rekannya. Seluruhnya dalam kondisi selamat,” kata Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan Orang Singaraja, Dudi Librana.
Para nelayan akhirnya sampai di Pantai Ponjok sekitar pukul 19.33. Kedatangan mereka langsung disambut warga. Sementara keluarga mereka menangis haru karena para nelayan berhasil selamat.
Kepada wartawan, Nakhoda perahu, Gede Sriasa mengatakan peristiwa itu sangat tidak terduga. Sebab saat berangkat cuaca sangat bersahabat. Prediksi cuaca juga menyatakan angin dan gelombang dalam kondisi normal. Namun saat sampai di lokasi, angin berhembus kencang disertai gelombang tinggi. Bahkan ketinggian gelombang mencapai 4 meter.
“Sebenarnya sudah di lokasi. Karena cuaca berubah, rencananya mau kembali ke darat. Pas kembali, langsung dihantam ombak. Akhirnya terbalik,” katanya.
Saat perahu terbalik, para awak berusaha menyelamatkan diri dengan meraih katir perahu. Beruntung sebagian besar mampu berenang. “Ada satu orang yang tidak bisa berenang. Akhirnya semua bantu. Akhirnya semua bisa selamat duduk di atas perahu,” ungkap Sriasa.
Selama berjam-jam mereka berusaha bertahan di atas perahu. Akhirnya pertolongan dari kelompok nelayan sampai sekitar pukul 11.00 siang. Mereka akhirnya dibantu ke tepian.
Meski mengalami celaka, Sriasa mengaku tidak akan kapok melaut. “Ini mata pencaharian saya. Jadi sudah risiko. Kedepan ya harus lebih hati-hati lagi,” ujarnya. (eps)