GIANYAR, radarbali.id – Aplikasi Posy hadir di Indonesia untuk membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Di Bali, pelaku UMKM ditawarkan menggunakan aplikasi tersebut karena mendukung pembukuan keuangan serta mempermudah transaksi elektronik.
Kegunaan Posy telah dirasakan oleh 5.000 lebih UMKM. Penggunanya antara lain pemilik warung, toko, jasa pengiriman, rumah makan hingga katering.
Fitur-fitur kasir online pada Posy ini membantu mengelola pembayaran, memantau penjualan untuk pemilik, akuntansi penjualan, dan analitik.
Pada Juli 2022, Posy juga menambahkan sejumlah pembaruan yang akan mempengaruhi digitalisasi UMKM di tanah air.
Termasuk akan memberikan peningkatan efisiensi bisnis dan transparansi untuk
pemilik.
Selain dapat memantau penjualan dan saldo, pengusaha kecil memiliki kesempatan untuk memantau transaksi per hari, per minggu, dan per bulan.
Selain itu, Posy juga mencatat data pelanggan tetap dan memberi mereka alat promosi menggunakan modul program loyalitas.
Kasir online Posy akan memproses pembayaran QRIS di perangkat Android dengan versi di atas 5.0. Pembaruan yang paling ditunggu para pemilik UMKM, kehadiran marketplace PPOB (Payment Point Online Banking)
Sekarang, setiap pengusaha yang menggunakan Posy juga dapat menggunakan fitur built-in PPOB dan menawarkan pelanggan mengenai layanan pembayaran barang digital.
Seperti pembelian data internet atau komunikasi seluler, serta tagihan listrik dan air.
Opsi ini akan memungkinkan pemilik usaha kecil untuk menarik lebih banyak pelanggan. Tentunya untuk meningkatkan pendapatan.
Posy adalah salah satu proyek dari perusahaan Startup Builder PVG Indonesia yang didirikan oleh Vlad Ayukaev pada tahun 2020.
PVG menciptakan produk finansial sendiri dengan memfokuskan pada digitalisasi UMKM dan seluruh perekonomian Indonesia.
Selain Posy, PVG juga mengembangkan sistem pembayaran Klikoo B2B di Indonesia untuk menyatukan lebih dari 10.000 pedagang dan mitranya.
Direktur Utama Pintar Ventura Group, Vlad Ayukaev menyatakan misi utamanya adalah membuat layanan keuangan lebih efisien dan tepat sasaran.
“Sehingga setiap pengusaha di Indonesia bisa terlibat dalam sistem finansial, mengelola keuangannya dan menemukan visi baru untuk mengembangkan usahanya,” pungkasnya. (dra/ken)