GIANYAR – Kabid Peternakan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Gianyar, Ngakan Putu Readi didampingi Kasi Keswan, Ketut Ariyasa, mengaku langsung mendapat laporan ketika ada korban gigitan.
Pihaknya mengaku sempat melakukan observasi terhadap anjing. “Awal kami ke sana, tidak ditemukan ada tanda-tanda anjing itu kena rabies. Dari cirinya tidak ada,” ujar Ngakan Readi.
Cuma bedanya, anjing itu tidak mau makan. Lalu pada Selasa lalu (2/1) anjing itu tewas. Setelah tewas, petugas kembali mendatangi kediaman Ketut Catur Udaya untuk mengecek sampel anjing.
Hasilnya, anjing dinyatakan positif rabies. Setelah diketahui sampel anjing positif rabies, pihak Dinas Peternakan Provinsi Bali bersama Kepala Dinas Pertanian Gianyar, Made Raka turun ke rumah si anjing di Jalan Banteng, Kamis kemarin (4/1).
“Petugas menelusuri riwayat anjing termasuk dari mana anjing ini ketularan rabies,” ujar Ngakan Readi lagi.
Untuk penanganannya, Dinas Peternakan berencana menggelar eliminasi terhadap anjing liar terhadap anjing liar di kawasan Buruan. “Untuk menekan populasi anjing terinfeksi rabies,” jelasnya.
Kabid Keswan Ketut Ariyasa menambahkan, Gianyar masih tergolong endemis rabies. “Jalan yang ditempuh, pemilik anjing harus disiplin, mengandangkan anjing, diberi makan lalu rutin divaksin, beres kasus rabies di Gianyar,” terangnya.
Diakui Ketut Ariyasa, masih banyak pemilik anjing yang sengaja meliarkan di jalan dan membuang anjing mereka di kuburan.
“Ada anjing melahirkan anak banyak, malah dibuang, ini memicu rabies,” jelasnya. Berdasar data yang ada, kasus anjing positif mengidap rabies pada 2016 mencapai 38 kasus.
Pada 2017 terdapat 7 kasus anjing rabies. Lalu pada 2018 ini, bari 1 kasus yang terjadi Desa Buruan Blahbatuh.