DENPASAR – Beragam reaksi muncul terkait perubahan nama RSUP Sanglah menjadi RS. Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah yang merupakan tokoh dokter di Bali. Salah satunya dari para netizen.
Melalui akun halaman resmi media sosial radabali.id, berita terkait pergantian nama rumah sakit mendapatkan ratusan komentar. Sebagian besar warganet menyayangkan pergantian nama tersebut. Para netizen memandang, tidak ada artinya perubahan nama bila pelayanan rumah sakit tidak diubah. Seperti komentar akun Wayan Warsa terhadap perubahan nama yang diusulkan kembali oleh Wayan Koster selaku Gubernur Bali tersebut.
“Gak ngaruh. Kita tetap respect kepada beliau (Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah) selaku tokoh dokter di Bali. Tapi yang perlu diubah adalah mindset dan pelayanan yang lebih baik kepada pasien tanpa harus membedakan pasien miskin dan pasien kaya,” tulisnya.
Ada juga yang mengkritisi terkait dugaan adanya nepotisme dalam pelayanan pasien di rumah sakit tersebut. Seperti komentar akun Suastika Printing yang melihat adanya “koneksi” dalam pelayanan. “Daripada nama RS diganti, lebih baik pelayanannya dibenahi, contoh yang punya koneksi orang dalam dengan orang yang tidak punya koneksi orang dalam,” tulisnya juga.
Ada juga sejumlah komentar lain yang mengundang senyum. Seperti susahnya penyebutan nama rumah sakit hingga terkait biaya pergantian cap/stempel, papan nama dan lainnya yang akan menghabiskan banyak anggaran.
Diketahui, setelah lama menjadi wacana, akhirnya nama Rumah Sakit (RS) pertama di Bali yang didirikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno yaitu RS Sanglah berubah nama menjadi RS. Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah yang merupakan tokoh dokter di Bali.
Perubahan nama tersebut berlaku pada tanggal 7 Juli 2022 berdasarkan Surat Perizinan Berusaha Berbasis Riziko ditandatangani oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Reporter: I Wayan Widyantara