SUKASADA – Dunia pendidikan di Kabupaten Buleleng kini terancam defisit guru. Pasalnya tahun ini ada 160 orang guru yang pensiun.
Pemerintah terancam tak bisa memenuhi kekurangan guru itu, karena tak ada izin rekrutmen pegawai. Baik melalui formasi PNS maupun pegawai kontrak.
Saat ini di Kabupaten Buleleng ada 1.830 orang guru yang dikontrak pemerintah. Sebanyak 1.251 orang di antaranya mengajar di sekolah dasar, dan 579 orang lainnya di SMP.
Pemerintah terpaksa mengontrak guru, karena hampir 2.000 orang guru yang pensiun selama moratorium PNS diberlakukan.
“Khusus tahun ini saja, kami perkirakan ada 160 orang guru yang akan pensiun,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Suyasa, kemarin.
Pensiunnya seratusan guru itu, dipastikan menyebabkan Buleleng mengalami krisis guru. Pasalnya saat ini jumlah siswa di Buleleng lebih banyak, sekolah semakin banyak, plus guru yang pensiun juga makin banyak.
“Logikanya memang perlu guru tambahan,” imbuh Suyasa. Hanya saja kini Disdikpora Buleleng tak bisa melakukan rekrutmen guru.
Penyebabnya, rekrutmen dari formasi PNS belum bisa dilakukan karena belum ada izin dari pemerintah pusat. Sementara untuk rekrutmen guru kontrak juga belum bisa dilakukan.
Pasalnya ada Surat Edaran moratorium rekrutmen pegawai kontrak yang diteken Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Sebenarnya, Disdikpora Buleleng masih membutuhkan 235 orang guru SMP dan 175 orang guru SD. Itu belum termasuk 160 orang guru yang pensiun.
“Ini akan jadi analisa dan kami sampaikan. Agar dapat kebijakan dan keputusan dari bupati,” katanya.