BULELENG, Radar Bali – Menjalankan profesi sebagai Kader JKN merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Luh Sulistya Dewi, 41.
Ia adalah salah satu Kader JKN di wilayah Kabupaten Buleleng yang menjadi mitra BPJS Keshatan Cabang Singaraja.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kader JKN, sehari-harinya Tia melakukan kunjungan dari pagi hingga sore hari dari rumah ke rumah warga setempat.
Ia mengaku berbagai macam tantangan yang pernah dihadapi di lapangan, namun hal itu tidak mengurungkan semangatnya untuk tetap bekerja ikhlas untuk melayani masyarakat. Ia pun mengatakan rasa bangganya menjadi seorang Kader JKN.
“Sudah kurang lebih tiga tahun saya menggeluti profesi sebagai kader JKN. Saya bangga menjadi Kader JKN.
Profesi yang menurut saya sangat mulia karena dapat membantu masyarakat secara langsung dalam memberikan edukasi terkait Program JKN dengan melayani langsung masyarakat dengan cara menelepon atau menyambangi ke rumahnya.
Banyak strategi yang saya lakukan agar informasi tersampaikan dengan baik dan benar kepada masyarakat binaan saya,” ujar Tia, Kamis (28/07).
Masyarakat yang menjadi peserta binaan Kader JKN adalah masyarakat desa yang telah menjadi peserta JKN dengan kriteria menunggak iuran.
Warga yang ia kunjungi rata-rata merupakan masyarakat yang telah menjadi peserta JKN namun menunggak iuran.
“Saya dengan penuh keyakinan dan bersemangat untuk dapat mengedukasi peserta agar mereka sadar akan kewajibannya yaitu rutin membayar iuran setiap bulan,” imbuh perempuan asal Banyuning, Buleleng ini.
Dirinya juga menceritakan suka duka menjadi seorang Kader JKN yang terkadang disambut kurang baik oleh peserta yang kurang berkenan untuk membayar iuran.
Namun hal tersebut tidak mengurungkan niatnya untuk tetap berusaha meyakinkan peserta.
“Penolakan tersebut membuat saya semakin bersemangat untuk membina peserta. Hal ini karena ketika peserta tersebut memahami bahwa Program JKN ini sangat bermanfaat dan bersedia untuk membayar iuran yang menjadi tunggakannya,” katanya.
Bagi Tia, ada kepuasan tersendiri yang dirasakan. Selain karena ia berhasil mengedukasi peserta untuk membayar iuran, secara tidak langsung ia telah ikut berkontribusi membantu peserta lain yang sedang sakit.
Karena iuran yang akan dibayarkan oleh peserta binaannya secara tidak langsung akan membantu pembiayaan peserta JKN yang sedang memerlukan biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
“Menjadi Kader JKN bagi saya untuk membantu sesama dan mendukung program pemerintah,” ucapnya.
Ia berharap, para Kader JKN lainnya dapat kian semangat untuk menambah pengetahuan peserta JKN maupun masyarakat pada umumnya mengenai Program JKN seperti membayar iuran tepat waktu.
Pengetahuan tentang denda pelayanan yang diakibatkan dari keterlambatan membayar iuran, termasuk juga informasi terkait kanal-kanal pembayaran iuran,
serta segala informasi yang berkaitan dengan JKN agar dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. (rba/han)