DENPASAR– Saat Bali United tersingkir dari AFC Cup 2022, kritikan pedas seketika menghujam. Di Liga 1 2022/2023, kritikan masih kencang berhembus dari suporter. Apalagi setelah mereka kalah kontra PSM Makassar di pekan kedua Liga 1.
Kritikan deras tidak hanya untuk tim, tapi juga individu pemain. Salah satunya adalah Ilija Spasojevic. Sebelum menghadapi Rans Nusantara FC pada Kamis malam kemarin (4/8), Spaso mandul sejak Piala Presiden 2022. Kali terakhir dia mencetak gol saat pekan ke-34 Liga 1 2021/2022 menghadapi Persik Kediri.
Puasa gol tersebut akhirnya dituntaskan pemain kelahiran Bar, Montenegro tersebut ke gawang Rans Nusantara FC yang dijaga mantan rekan setimnya di Bali United sejak 2018, Wawan Hendrawan. Bukan hanya satu gol yang dilesakkan, tetapi dua gol sekaligus.
Dua gol yang dilesakkan jelas membungkam kritikan tajam kepadanya. Sebelum pertandingan pun, banyak opini yang menginginkan agar Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco mencadangkan Spaso dan memainkan Lerby Eliandry Pong Babu sejak menit pertama.
Permintaan tersebut tidak digubris Teco dan tetap memainkan Spaso. Apa yang dilakukan Teco berhasil dan Spaso membuktikannya. Selebrasi golnya pun cukup ekspresif. Dia menutup kedua telinga dengan kedua telunjuknya. Hal ini seolah membuat Spaso “bodo amat” dengan kritikan dari suporter. Dia ingin mempertegas jika masanya belum habis dan kritikan tersebut salah ditujukan kepadanya. Tapi yang jelas, dia cukup senang bisa membantu Bali United meraih kemenangan. “Kami senang bisa menang setelah kalah di Makassar (PSM). Rans Nusantara belum terkalahkan karena dua kali imbang, akhirnya kami bisa menang,” ungkap Spaso.
“Terimakasih kepada suporter yang sudah mendukung walaupun bertanding malam hari. Kami bisa menunjukkan mentalitas kami dan tidak terlalu menangis dan langsung bangkit,” tambah pemilik nomor punggung sembilan ini.
Soal kritikan, dia juga menanggapinya dengan cukup santai. Bahkan secara terang-terangan, Spaso mengakui jika dia adalah sasaran empuk kritikan suporter sejak dia pertama kali berseragam Serdadu Tridatu. Spaso menganggap dirinya adalah pemain Bali United yang paling sering mendapat kritikan.
“Dalam sejarah, saya adalah pemain yang paling banyak mendapatkan kritikan sejak saya datang tahun 2018. Jadi saya sudah tidak asing dengan kritikan dan saya tidak pernah protes. Saya terima pujian yang diberikan, tetapi kritikan juga harus saya terima,” jungkap mantan penyerang Bali Devata, PSM Makassar, hingga Bhayangkara FC tersebut.
Selama kritikan terus menghujam dirinya, Spaso mengaku terus berlatih keras. Dia mencoba untuk membantu Bali United dan mengakhiri puasa golnya. Ayah dua anak tersebut pun membeberkan berbagai hasil yang didapat setelah berlatih keras. “Saya bisa menurunkan 6 kg berat badan saya. Saya juga bisa bantu pressing lawan, bantu pertahanan, bantu rekan-rekan saya yang lain. Dan kali ini, Puji Tuhan saya akhirnya bisa mencetak gol kembali,” tutup Spaso. (lit)