28.2 C
Jakarta
21 November 2024, 19:17 PM WIB

ITB STIKOM Bali Tuan Rumah CORIS dan Rakornas IndoCEISS 2022

DENPASAR, Radar Bali – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali dipercaya menjadi tuan rumah Seminar Nasional CORIS bertajuk CORISINDO 2022 dan Rapat Kerja Nasional IndoCEISS, 11-12 Agustus 2022.

CORIS atau Cooperation Research Inter University adalah organisasi kerja sama antar perguruan tinggi di bidang IT.

Sedangkan IndoCEISS adalah wadah bagi para ilmuwan, praktisi, pendidik, dan penggemar di bidang komputer, elektronika, serta instrumentasi yang menaruh minat untuk memajukan bidang tersebut

Ketua Umum CORIS Dr. Dadang Hermawan menjelaskan seminar nasional ini merupakan sarana diseminasi hasil-hasil penelitian para dosen maupun mahasiswa.

Selain itu kegiatan ini juga diisi dengan perlombaan artikel mahasiswa dari perguruan tinggi anggota CORIS.

Melalui lomba semacam ini sangat mendukung iklim kompetisi di masing-masing perguruan tinggi, sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi tersebut.

Dadang Hermawan yang juga Rektor ITB STIKOM Bali itu lebih jauh menjelaskan, kehadiran CORIS bertujuan untuk mencapai visi mengembangkan perguruan tinggi berkualitas tinggi, berdaya saing, dan bermanfaat bagi masyarakat dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan.

Saat ini anggota CORIS sebanyak 22 perguruan tinggi, tersebar di 16 provinsi, dari Papua hingga Sumatera Utara.

“Ada tujuh poin  yang menjadi konsen CORIS guna mencapai visinya. Yakni, penelitian dan international conference, seminar nasional, jurnal, pelatihan, lomba, kerja sama, dan hibah. Namun fokus kami adalah penelitian bersama di bidang IT yang bermanfaat bagi kemaslahatan manusia. Karena hasil penelitian yang bagus itu kalau dilakukan bersama-sama, sekaligus mengangkat nama perguruan tinggi masing-masing,” kata Dadang Hermawan.

Penasihat CORIS Dr. Po Abas Sunarya, M.Si yang juga Rektor Universitas Raharja Tangerang dalam arahannya berharap ke depan CORIS dan IndoCEISS saling mendukung dalam setiap kegiatan demi kemajuan bersama.

Sementara itu, Dr. Djoko Soetarno, DEA dari IndocEISS mengibaratkan CORIS dan IndoCEISS sebuah koin dengan dua sisi yang saling melengkapi.

“Coris itu perguruan tingginya, sedangkan IndoCEISS itu orangnya, yaitu pakar dan praktisi IT,” terang Djoko yang juga dikenal sebagai inisiator berdirinya CORIS tahun 2012.

Ketua Panitia CORISNDO 2022 dan Rakornas IndoCEISS, Dr. Evi Triandini, M.Eng dalam laporannya mengatakan, seminar nasional ini merupakan kegiatan rutin tahunan atas kerja sama CORIS dan IndoCEISS.

Tahun ini ITB STIKOM Bali didaulat sebagai tuan rumah.

“Jumlah peserta seminar untuk penelitian sebanyak 94 orang atau 94 artikel. Kemudian artikel pengabdian masyarakat ada 39 orang dan lomba artikel mahasiswa diikuti 27 mahasiswa dari seluruh Indonesia,” kata Evi Triandini.

Seminar selama dua hari ini menghadirkan keynote speaker Ketua Umum IndoCEISS Prof. Dra. Sri Hartati,M.Sc,., Ph.D dan Sekjen AOTIKOM Prof. Dr.RER. NAT. Achamd Benny Mutiara.

CORIS diinisiasi pada tahun 2012 oleh Dr. Djoko Soetarno, DEA, seorang dosen Universitas Bina Nusantara Jakarta yang memiliki semangat yang tinggi untuk membantu memajukan perguruan tinggi-perguruan tinggi di daerah.

Dalam diskusinya bersama  STIKOM Bali dan Potensi Utama Medan, mereka bersepakat membuat perkumpulan perguruan tinggi dengan pembinanya Dr. Djoko Soetarno, DEA.

Pada tahun 2013 perguruan tinggi lain ikut bergabung, seperti Universitas AMIKOM Yogyakarta, STMIK Dipanegara Makassar, STMIK Pontianak, dan STMIK Tasikmalaya.

Saat itu semua perguruan tinggi ini masih berbentuk STMIK.

Setelah dilakukan berbagai kegiatan, banyak perguruan tinggi lain mulai bergabung dan pada tahun 2022 total 22 perguruan tinggi menjadi anggota CORIS, yang tersebar di 16 provinsi, mulai dari Papua hingga Sumatera Utara. (ken)

 

 

 

 

DENPASAR, Radar Bali – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali dipercaya menjadi tuan rumah Seminar Nasional CORIS bertajuk CORISINDO 2022 dan Rapat Kerja Nasional IndoCEISS, 11-12 Agustus 2022.

CORIS atau Cooperation Research Inter University adalah organisasi kerja sama antar perguruan tinggi di bidang IT.

Sedangkan IndoCEISS adalah wadah bagi para ilmuwan, praktisi, pendidik, dan penggemar di bidang komputer, elektronika, serta instrumentasi yang menaruh minat untuk memajukan bidang tersebut

Ketua Umum CORIS Dr. Dadang Hermawan menjelaskan seminar nasional ini merupakan sarana diseminasi hasil-hasil penelitian para dosen maupun mahasiswa.

Selain itu kegiatan ini juga diisi dengan perlombaan artikel mahasiswa dari perguruan tinggi anggota CORIS.

Melalui lomba semacam ini sangat mendukung iklim kompetisi di masing-masing perguruan tinggi, sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi tersebut.

Dadang Hermawan yang juga Rektor ITB STIKOM Bali itu lebih jauh menjelaskan, kehadiran CORIS bertujuan untuk mencapai visi mengembangkan perguruan tinggi berkualitas tinggi, berdaya saing, dan bermanfaat bagi masyarakat dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan.

Saat ini anggota CORIS sebanyak 22 perguruan tinggi, tersebar di 16 provinsi, dari Papua hingga Sumatera Utara.

“Ada tujuh poin  yang menjadi konsen CORIS guna mencapai visinya. Yakni, penelitian dan international conference, seminar nasional, jurnal, pelatihan, lomba, kerja sama, dan hibah. Namun fokus kami adalah penelitian bersama di bidang IT yang bermanfaat bagi kemaslahatan manusia. Karena hasil penelitian yang bagus itu kalau dilakukan bersama-sama, sekaligus mengangkat nama perguruan tinggi masing-masing,” kata Dadang Hermawan.

Penasihat CORIS Dr. Po Abas Sunarya, M.Si yang juga Rektor Universitas Raharja Tangerang dalam arahannya berharap ke depan CORIS dan IndoCEISS saling mendukung dalam setiap kegiatan demi kemajuan bersama.

Sementara itu, Dr. Djoko Soetarno, DEA dari IndocEISS mengibaratkan CORIS dan IndoCEISS sebuah koin dengan dua sisi yang saling melengkapi.

“Coris itu perguruan tingginya, sedangkan IndoCEISS itu orangnya, yaitu pakar dan praktisi IT,” terang Djoko yang juga dikenal sebagai inisiator berdirinya CORIS tahun 2012.

Ketua Panitia CORISNDO 2022 dan Rakornas IndoCEISS, Dr. Evi Triandini, M.Eng dalam laporannya mengatakan, seminar nasional ini merupakan kegiatan rutin tahunan atas kerja sama CORIS dan IndoCEISS.

Tahun ini ITB STIKOM Bali didaulat sebagai tuan rumah.

“Jumlah peserta seminar untuk penelitian sebanyak 94 orang atau 94 artikel. Kemudian artikel pengabdian masyarakat ada 39 orang dan lomba artikel mahasiswa diikuti 27 mahasiswa dari seluruh Indonesia,” kata Evi Triandini.

Seminar selama dua hari ini menghadirkan keynote speaker Ketua Umum IndoCEISS Prof. Dra. Sri Hartati,M.Sc,., Ph.D dan Sekjen AOTIKOM Prof. Dr.RER. NAT. Achamd Benny Mutiara.

CORIS diinisiasi pada tahun 2012 oleh Dr. Djoko Soetarno, DEA, seorang dosen Universitas Bina Nusantara Jakarta yang memiliki semangat yang tinggi untuk membantu memajukan perguruan tinggi-perguruan tinggi di daerah.

Dalam diskusinya bersama  STIKOM Bali dan Potensi Utama Medan, mereka bersepakat membuat perkumpulan perguruan tinggi dengan pembinanya Dr. Djoko Soetarno, DEA.

Pada tahun 2013 perguruan tinggi lain ikut bergabung, seperti Universitas AMIKOM Yogyakarta, STMIK Dipanegara Makassar, STMIK Pontianak, dan STMIK Tasikmalaya.

Saat itu semua perguruan tinggi ini masih berbentuk STMIK.

Setelah dilakukan berbagai kegiatan, banyak perguruan tinggi lain mulai bergabung dan pada tahun 2022 total 22 perguruan tinggi menjadi anggota CORIS, yang tersebar di 16 provinsi, mulai dari Papua hingga Sumatera Utara. (ken)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/