27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 22:15 PM WIB

Pengerukan Bukit Berkedok Penataan Lahan dekat Pura Dihentikan

SEMARAPURA– Sebanyak 40 titik lokasi pengerukan bukit berkedok penataan lahan berada di Kecamatan Dawan, Klungkung. Dua di antaranya ditutup Pemkab Klungkung lantaran aktivitasnya dipandang berisiko. Seperti lokasi pengerukan bukit yang ada di sisi timur Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Ghana Ring Pundukdawa, Kecamatan Dawan.

 

Berdasarkan pantauan di wilayah Kecamatan Dawan, Senin (15/8) kemarin, sejumlah truk terlihat sibuk di wilayah Kecamatan Dawan. Sementara alat berat di sejumlah titik melakukan pengerukan bukit yang ada di kecamatan itu.

 

Di sisi lain, ada lokasi-lokasi bekas pengerukan tanpa aktivitas apapun. Seperti yang berada di sisi timur Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Ghana Ring Pundukdawa. Tidak tampak ada aktivitas pengerukan meski dua alat berat bertengger di lokasi tersebut. Lokasi itu tanpa aktivitas bukan karena material bukit tidak dibutuhkan lagi, namun karena telah ditutup Pemkab Klungkung per 5 Agustus lalu.

 

Dihentikannya aktivitas pengerukan di lokasi itu lantaran adanya keluhan dari pihak pengempon pura. Aktivitas pengerukan itu dipandang akan memberikan dampak buruk terhadap bangunan pura, baik dari sisi keagamaan, keamanan, kenyamanan serta dampak lingkungan.

 

Sementara itu, Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung, I Putu Suarta mengungkapkan, telah melakukan pemantauan terhadap lokasi pengerukan bukit di sisi timur Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek kemarin (15/8). Itu dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada aktivitas pengerukan bukit di lokasi tersebut. “Tadi pagi kami turun,” katanya.

 

Terkait keberadaan sejumlah alat berat di lokasi pengerukan, menurutnya alat berat tersebut berada di sana tanpa aktivitas. Alat berat tersebut masih berada di sana dimungkinkan karena menunggu proses pengangkutan. “Kami lihat tidak terjadi perluasan pengerukan. Setelah kami tutup, memang ada aktivitas kembali di sana. Namun bukan pengerukan kembali, mereka hanya mengambil material yang sebelumnya telah dikeruk,” tandasnya. (ayu)

SEMARAPURA– Sebanyak 40 titik lokasi pengerukan bukit berkedok penataan lahan berada di Kecamatan Dawan, Klungkung. Dua di antaranya ditutup Pemkab Klungkung lantaran aktivitasnya dipandang berisiko. Seperti lokasi pengerukan bukit yang ada di sisi timur Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Ghana Ring Pundukdawa, Kecamatan Dawan.

 

Berdasarkan pantauan di wilayah Kecamatan Dawan, Senin (15/8) kemarin, sejumlah truk terlihat sibuk di wilayah Kecamatan Dawan. Sementara alat berat di sejumlah titik melakukan pengerukan bukit yang ada di kecamatan itu.

 

Di sisi lain, ada lokasi-lokasi bekas pengerukan tanpa aktivitas apapun. Seperti yang berada di sisi timur Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Ghana Ring Pundukdawa. Tidak tampak ada aktivitas pengerukan meski dua alat berat bertengger di lokasi tersebut. Lokasi itu tanpa aktivitas bukan karena material bukit tidak dibutuhkan lagi, namun karena telah ditutup Pemkab Klungkung per 5 Agustus lalu.

 

Dihentikannya aktivitas pengerukan di lokasi itu lantaran adanya keluhan dari pihak pengempon pura. Aktivitas pengerukan itu dipandang akan memberikan dampak buruk terhadap bangunan pura, baik dari sisi keagamaan, keamanan, kenyamanan serta dampak lingkungan.

 

Sementara itu, Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung, I Putu Suarta mengungkapkan, telah melakukan pemantauan terhadap lokasi pengerukan bukit di sisi timur Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek kemarin (15/8). Itu dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada aktivitas pengerukan bukit di lokasi tersebut. “Tadi pagi kami turun,” katanya.

 

Terkait keberadaan sejumlah alat berat di lokasi pengerukan, menurutnya alat berat tersebut berada di sana tanpa aktivitas. Alat berat tersebut masih berada di sana dimungkinkan karena menunggu proses pengangkutan. “Kami lihat tidak terjadi perluasan pengerukan. Setelah kami tutup, memang ada aktivitas kembali di sana. Namun bukan pengerukan kembali, mereka hanya mengambil material yang sebelumnya telah dikeruk,” tandasnya. (ayu)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/