TABANAN – Upaya menekan kebocoran pendapatan dari tiket masuk objek wisata Tanah Lot melalui e-ticketing atau tiket elektronik masih jalan di tempat.
Belum ada tanda-tanda sistem ini akan diberlakukan. Sejumlah pihak terkait malah saling tuding.
“Program tiket elektronik masih menunggu kelanjutan dari ketua umum badan pengelola,” kata Manajer Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot I Ketut Toya Adnyana Jumat (5/1).
Badan Pengelola DTW Tanah Lot diketuai Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Toya mengaku masih menunggu rekomendasi dari bupati untuk pelaksanaannya.
“Sebetulnya kami sudah siap. Kami juga sudah buat rumah untuk e-ticketing-nya. Tanggal 10 Januari diupacarai,” ujarnya.
Toya mengklarifikasi, yang rencananya diterapkan sebetulnya bukan e-ticketing. Jika e-ticketing, maka pengertiannya, calon pengunjung Tanah Lot bisa membeli tiket secara online.
Sedangkan yang akan diterapkan di Tanah Lot, tiket tidak bisa dibeli secara online. Melainkan, setiap pembelian tiket masuk ke Tanah Lot di gardu tiket, datanya langsung tercatat.
Dengan demikian, nama yang pantas dari system ini adalah e-billing. “Sebetulnya bukan e-ticketing. Melainkan e-billing. Di Borobudur juga e-billing,” jelas dia.
Kepala Bidang Pengembangan Badan Pengelola DTW Tanah Lot Ida Bagus Wiratmaja mengaku sampai saat ini pihaknya belum mendapat informasi terbaru terkait rencana pelaksanaan e-ticketing.
Padahal, program yang digagas sejak tahun 2015 ini sempat digembar-gemborkan akan dilaksanakan mulai tahun 2018.
“Rencana (dilaksanakan) pada 2018,” tandas Wiratmaja. Disinggung tindak lanjutnya, Wiratmaja malah mengaku baru akan mengkoordinasikan
dengan pihak DTW Tanah Lot yang dimanajeri Toya. ”Nanti saya tanyakan kepada pihak DTW Tanah Lot,” katanya