27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 22:54 PM WIB

Polisi Sebut Tidak Ditemukan Tanda – tanda Kekerasan pada Mayat Mr. X

NEGARA– Mayat Mr. X yang ditemukan nelayan di tengah laut perairan selatan Desa Yehembang, sudah selesai diotopsi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah. Berdasarkan hasil sementara dari otopsi dipastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan korban meninggal. Artinya, kesimpulan sementara mayat yang ditemukan itu bukan korban pembunuhan.

Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana menjelaskan, hasil otopsi mayat Mr. X secara tertulis belum diterima. Namun, sudah ada penyampaian secara lisan dokter forensik mengenai hasil sementara otopsi pada mayat. “Secara tertulis belum,” jelasnya.

Salah satu poin penting dari otopsi, tidak ditemukan adanya tanda – tanda kekerasan. Pada saat otopsi, untuk status kewarganegaraan belum bisa dibuktikan. Nantinya, mengenai ras mayat Mr. X tersebut akan disampikan secara tertulis oleh dokter forensik. Selain itu, beberapa sampel dari mayat dibawa ke forensik untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Mungkin nanti yang bisa diketahui ras,” ungkapnya.

Pihaknya masih berkoordinasi dengan jajaran polres dan imigrasi. Karena sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti, apakah mayat tersebut warga negara Indonesia atau warga negara asing.  “Mungkin dari imigrasi ada data base tentang WNA yang memiliki ciri- ciri sama. Berdasarkan tato yang ada di leher,” ungkapnya.

Kapolres menegaskan, masih belum bisa memastikan apakah WNA atau bukan. Sehingga langkah yang dilakukan semua pintu masuk WNA masih diminta informasi tentang ciri-ciri mayat. “Melalu polres jajaran, kita juga memonitor di masing-masing kabupaten yang memiliki ciri-ciri mayat yang ada,” tegasnya.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Jembrana AKP  Muhammad Reza Pranata mengatakan, mayat yang sudah selesai diotopsi, dibawa lagi ke Jembrana dan dititipkan di kamar jenazah RSU Negara.

Diberitakan sebelumnya, nelayan dari Desa Pengambengan, menemukan mayat di tengah laut saat mencari ikan, Rabu (7/9) lalu. Mayat ditemukan kondisinya sudah membusuk dan tanpa identitas di tengah laut perairan selatan Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Mayat dibawa ke PPN Pengambengan untuk dievakuasi ke RSU Negara.

Dari hasil identifikasi, mayat belum diketahui identitasnya. Dipastikan jenis kelamin laki-laki dengan panjang sekitar 170 centimeter. Mayat sudah ada tanda -tanda pembusukan. Diduga mayat sudah meninggal lebih dari dua hari.

Dari pemeriksaan pada mayat, identifikasi khusus terdapat 3 gigi palsu, pada geraham ke- 2 rahang atas kanan, pada geraham ke -2 rahang bawah kanan, ketiga pada geraham ke- 2 rahang bawah kiri. Terdapat juga tato pada leher hingga ke dada dan tato pada kedua bahu kanan dan kiri. Mayat masih dititip di kamar jenazah RSU Negara. (bas)

NEGARA– Mayat Mr. X yang ditemukan nelayan di tengah laut perairan selatan Desa Yehembang, sudah selesai diotopsi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah. Berdasarkan hasil sementara dari otopsi dipastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan korban meninggal. Artinya, kesimpulan sementara mayat yang ditemukan itu bukan korban pembunuhan.

Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana menjelaskan, hasil otopsi mayat Mr. X secara tertulis belum diterima. Namun, sudah ada penyampaian secara lisan dokter forensik mengenai hasil sementara otopsi pada mayat. “Secara tertulis belum,” jelasnya.

Salah satu poin penting dari otopsi, tidak ditemukan adanya tanda – tanda kekerasan. Pada saat otopsi, untuk status kewarganegaraan belum bisa dibuktikan. Nantinya, mengenai ras mayat Mr. X tersebut akan disampikan secara tertulis oleh dokter forensik. Selain itu, beberapa sampel dari mayat dibawa ke forensik untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Mungkin nanti yang bisa diketahui ras,” ungkapnya.

Pihaknya masih berkoordinasi dengan jajaran polres dan imigrasi. Karena sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti, apakah mayat tersebut warga negara Indonesia atau warga negara asing.  “Mungkin dari imigrasi ada data base tentang WNA yang memiliki ciri- ciri sama. Berdasarkan tato yang ada di leher,” ungkapnya.

Kapolres menegaskan, masih belum bisa memastikan apakah WNA atau bukan. Sehingga langkah yang dilakukan semua pintu masuk WNA masih diminta informasi tentang ciri-ciri mayat. “Melalu polres jajaran, kita juga memonitor di masing-masing kabupaten yang memiliki ciri-ciri mayat yang ada,” tegasnya.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Jembrana AKP  Muhammad Reza Pranata mengatakan, mayat yang sudah selesai diotopsi, dibawa lagi ke Jembrana dan dititipkan di kamar jenazah RSU Negara.

Diberitakan sebelumnya, nelayan dari Desa Pengambengan, menemukan mayat di tengah laut saat mencari ikan, Rabu (7/9) lalu. Mayat ditemukan kondisinya sudah membusuk dan tanpa identitas di tengah laut perairan selatan Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Mayat dibawa ke PPN Pengambengan untuk dievakuasi ke RSU Negara.

Dari hasil identifikasi, mayat belum diketahui identitasnya. Dipastikan jenis kelamin laki-laki dengan panjang sekitar 170 centimeter. Mayat sudah ada tanda -tanda pembusukan. Diduga mayat sudah meninggal lebih dari dua hari.

Dari pemeriksaan pada mayat, identifikasi khusus terdapat 3 gigi palsu, pada geraham ke- 2 rahang atas kanan, pada geraham ke -2 rahang bawah kanan, ketiga pada geraham ke- 2 rahang bawah kiri. Terdapat juga tato pada leher hingga ke dada dan tato pada kedua bahu kanan dan kiri. Mayat masih dititip di kamar jenazah RSU Negara. (bas)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/