25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:32 AM WIB

Target Vaksiansi PMK Gagal Dicapai, Pemilik Sapi yang Dijagal Bersyarat di Jembrana Terima Bantuan

NEGARA –Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jembrana terbilang tinggi. Karena itu digencarkan vaksinasi. Namun target vaksinasi pada hewan rentan tertular di Jembrana, masih belum mencapai target pada seluruh populasi hewan rentan terular PMK.  Jumlah vaksin dan sapi yang sudah tervaksin masih belum mencakup seluruh populasi sapi.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, sejak penularan PMK menjangkit sapi di Jembrana pada bulan Juni lalu, sebanyak 34 ekor sapi yang terkonfirmasi positif PMK berdasarkan hasil laboratorium. “Sebanyak 32 ekor sudah ditangani dengan pemotongan bersyarat, mati satu ekor dan dipotong sendiri oleh pemiliknya,” jelasnya, Selasa (20/9/2022).

Sementara sapi yang diduga tertular karena mengalami gejala, langsung ditangani dengan pemberian vitamin, desinfeksi kandang dan vaksin. “Sapi yang diduga tertular sudah dilakukan penanganan dan bisa langsung sembuh,” tegasnya.

Menurutnya, gejala yang selama ini terpantau, hanya gejala ringan. Sedangkan untuk memastikan lagi, harus dilakukan cek laboratorium di BBVet Denpasar. “Setelah sempat ada pemotongan bersyarat, penanganan dilakukan dengan pengobatan sehingga tidak ada lagi sapi yang dipotong bersyarat.

Mengenai vaksinasi pada sapi dan hewan berkuku lain yang rentan tertular berlangsung, sementara ini masih fokus pada sapi. Kabupaten Jembrana mendapat jatah vaksin sebanyak 37 ribu dosis, sebanyak 25 ribu dosis  terpakai untuk vaksin dosis pertama dan kedua.

Jumlah vaksin yang ada, masih kurang dibandingkan dengan jumlah estimasi populasi sapi sekitar 35.131 ribu ekor. Karena satu ekor sapi, divaksin dua dosis. Sehingga, jumlah estimasi populasi dikali dua kali dosis. “Nanti kalau kurang vaksin ditambah lagi,” terangnya.

Mengenai vaksinasi ini, sebarnya target dari pemerintah pusat, sebenarnya pada akhir bulan Agustus lalu harus mencapai 90 persen dari total estimasi populasi. Namun kendalanya, sapi yang akan divaksin tersebar, bahkan harus mencari ke hutan dan ladang.

Sementara itu, terkait dengan sapi yang sudah dipotong bersyarat, sebanyak 32 ekor dari 18 orang pemilik sudah direalisasikan setiap ekor sapi Rp 10 juta, sehingga total yang direalisasikan sebesar Rp 320 juta. Dari total 18 orang, sebanyak dua orang memiliki 4 ekor, masing-,masing mendapat ganti rugi sebesar Rp 40 juta. Sembilan orang masing masing satu ekor sapi, enam orang memiliki masing -masing 2 ekor sapi dan satu orang memiliki 3 ekor sapi.

Sementara itu, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan, mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada dinas terkait agar segera ditangani dan tidak sampai menyebar. “Mengatasi masalah penyakit ini harus cepat agar tidak meluas,”  terangya.

Bupati juga mengapresiasi kerelaan dari para peternak yang menyerahkan hewan ternaknya untuk dipotong secara bersyarat. Padahal awalnya mengenai bantuan ini belum jelas, tetapi peternak sudah merelakan sapinya dipotong bersyarat. (muhamad basir/rid)

NEGARA –Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jembrana terbilang tinggi. Karena itu digencarkan vaksinasi. Namun target vaksinasi pada hewan rentan tertular di Jembrana, masih belum mencapai target pada seluruh populasi hewan rentan terular PMK.  Jumlah vaksin dan sapi yang sudah tervaksin masih belum mencakup seluruh populasi sapi.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, sejak penularan PMK menjangkit sapi di Jembrana pada bulan Juni lalu, sebanyak 34 ekor sapi yang terkonfirmasi positif PMK berdasarkan hasil laboratorium. “Sebanyak 32 ekor sudah ditangani dengan pemotongan bersyarat, mati satu ekor dan dipotong sendiri oleh pemiliknya,” jelasnya, Selasa (20/9/2022).

Sementara sapi yang diduga tertular karena mengalami gejala, langsung ditangani dengan pemberian vitamin, desinfeksi kandang dan vaksin. “Sapi yang diduga tertular sudah dilakukan penanganan dan bisa langsung sembuh,” tegasnya.

Menurutnya, gejala yang selama ini terpantau, hanya gejala ringan. Sedangkan untuk memastikan lagi, harus dilakukan cek laboratorium di BBVet Denpasar. “Setelah sempat ada pemotongan bersyarat, penanganan dilakukan dengan pengobatan sehingga tidak ada lagi sapi yang dipotong bersyarat.

Mengenai vaksinasi pada sapi dan hewan berkuku lain yang rentan tertular berlangsung, sementara ini masih fokus pada sapi. Kabupaten Jembrana mendapat jatah vaksin sebanyak 37 ribu dosis, sebanyak 25 ribu dosis  terpakai untuk vaksin dosis pertama dan kedua.

Jumlah vaksin yang ada, masih kurang dibandingkan dengan jumlah estimasi populasi sapi sekitar 35.131 ribu ekor. Karena satu ekor sapi, divaksin dua dosis. Sehingga, jumlah estimasi populasi dikali dua kali dosis. “Nanti kalau kurang vaksin ditambah lagi,” terangnya.

Mengenai vaksinasi ini, sebarnya target dari pemerintah pusat, sebenarnya pada akhir bulan Agustus lalu harus mencapai 90 persen dari total estimasi populasi. Namun kendalanya, sapi yang akan divaksin tersebar, bahkan harus mencari ke hutan dan ladang.

Sementara itu, terkait dengan sapi yang sudah dipotong bersyarat, sebanyak 32 ekor dari 18 orang pemilik sudah direalisasikan setiap ekor sapi Rp 10 juta, sehingga total yang direalisasikan sebesar Rp 320 juta. Dari total 18 orang, sebanyak dua orang memiliki 4 ekor, masing-,masing mendapat ganti rugi sebesar Rp 40 juta. Sembilan orang masing masing satu ekor sapi, enam orang memiliki masing -masing 2 ekor sapi dan satu orang memiliki 3 ekor sapi.

Sementara itu, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan, mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada dinas terkait agar segera ditangani dan tidak sampai menyebar. “Mengatasi masalah penyakit ini harus cepat agar tidak meluas,”  terangya.

Bupati juga mengapresiasi kerelaan dari para peternak yang menyerahkan hewan ternaknya untuk dipotong secara bersyarat. Padahal awalnya mengenai bantuan ini belum jelas, tetapi peternak sudah merelakan sapinya dipotong bersyarat. (muhamad basir/rid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/