TABANAN– Sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Mandung, Desa Sembung Gede, Kerambitan, Tabanan benar-benar memprihatikan. Sampah di TPA tersebut sampai meluber hingga perbatasan tembok TPA.
Mirisnya lagi, di sebelah barat TPA yang dulunya ada rumah kos, sudah tertimbun sampah. Pantauan di Selasa (20/9), truk  pengangkut sampah silih berganti memasuki TPA. Selain itu dua alat berat buldoser dan eksavator terus beraktivitas memindahkan sampah dari truk ke TPA. Tampak pula sejumlah pekerja dan pemulung melakukan pemilahan sampah.
Dari data UPTD Pengelolaan Sampah dan Lumpur Tinja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, luas TPA Mandung saat ini 2,7 hektare. Luasan ini bukan hanya digunakan untuk TPA tetapi terbagi menjadi tiga. Untuk penampungan gas metan sebanyak 32 are, instalasi pengolahan lumpur dan tinja (IPLT) seluas 49 are.
Kepala UPTD pengolahan sampah dan lumpur dan tinja DLH Tabanan I Gede Anom Sumerta mengatakan, kondisi TPA Mandung saat ini memang sudah over kapasitas. Dari tahun ke tahun semenjak berdiri TPA ini 1996 terus mengalami penambahan volume sampah.
Sehari ada sekitar 110 ton sampah yang dibawa oleh kendaraan. Baik itu truk, carry dan engkel yang masuk ke TPA. Bila kalkulasi selama setahun 40.040 ton sampah rumah tangga hingga industri di Tabanan yang masuk ke TPA. Sampah-sampah yang masuk TPA ini semua sudah bercampur dan belum dipilah.
“Inilah yang membuat TPA krodit. Kalau ketinggian sampah 20-25 meter. Hampir sama dengan kondisi TPA Suwung Denpasar, ya setinggi pohon kelapa,”ujar Anom.
Anom menyebut sejatinya program pemerintah pengolahan sampah berbasis sumber sangatlah bagus jika efektif diterapkan. Apalagi telah dibangun TPS3R dimasing-masing desa oleh pemerintah. Sayangnya TPS3R kondisi real di lapangan banyak yang tidak berjalan sesuai dengan harapan pemerintah.
“Konsepnya bagus, namun belum dilaksanakan TPS3R. Semestinya TPS3R, dipilah, diolah sampahnya baru dibawa ke TPA, malah kenyataan berbeda justru membawa sampah belum diolah,” ungkapnya.
Yang menarik lagi soal ada rencana pengalihan pembuangan sampah selama pelaksanaan G-20. Di TPA Suwung Denpasar selama G-20 yang berlangsung 20 hari penerimaan sampah di TPA Suwung distop dipindahkan ke Tabanan. Namun setelah petugas dari TPA Suwung mengecek kondisi TPA Mandung Tabanan yang overload, sehingga mengurungkan niat mereka.
“ Katanya kondisi TPA Mandung sama dengan TPA Suwung sudah overload. Kalau itu sampah Denpasar dan Badung masuk ke Tabanan dengan volume ribuan ton, seperti apa jadikan kondisi TPA Mandung,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala DLH Tabanan I Gusti Putu Ekayana. Dia tak menampik kondisi TPA yang sudah krodit tersebut. Ekayana menyebut soal sampai kapan masa efektif TPA Mandung mampu menampung sampah, menurutnya teknis kajian berada di UPTD TPA secara langsung.
“Ya tidak sampai enam bulan hingga satu tahun itu TPA prediksi sudah full sampah. Tidak bisa menampung, kurang lebih seperti itu ya,” akunya.
Menyiasati kondisi TPA demikian agar mampu bertahan pihaknya lebih fokus kepada pemerataan sampah di TPA. Karena sampah ada pembusukan, sampah yang busuk-busuk itulah yang didorong alat berat untuk diratakan. “Kita coba cara seperti itu nantinya. Karena selama ini penataan terbatas, mengingat kondisi alat berat. Sehingga bisa memungkinkan satu tahun lebih bisa bertahan TPA itu,” tandasnya. (uli)