29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:09 AM WIB

Rapat BEM Seluruh Indonesia di Bali, Siapkan Aksi Besar di Jakarta

MANGUPURA, Radar Bali – BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) telah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) hingga tanggal 21 September 2022 di Taman Budaya (Art Centre) Bali. Rakernas kali ini dihadiri oleh lebih dari 100 Universitas di seluruh penjuru Indonesia,  dari Aceh sampai Papua.

Mereka menjadwalkan aksi besar 30 September mendatang. Abdul Kholiq  selaku Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia menerangkan bahwa Indonesia sudah dalam puncak pengkhianatan rezim atas berbagai permasalahan yang terjadi belakangan ini.

Mulai dari masalah kenaikan BBM yang mencekik rakyat kecil hingga permasalahan RKUHP yang akan mempersempit kebebasan berpendapat masyarakat Indonesia dengan ancaman pidana. BEM Seluruh Indonesia  melakukan pernyataan sikap dan seruan aksi nasional “Puncak Pengkhianatan Rezim”.

“Kami melaksanakan rakernas termasuk untuk pengawalan  isu. Termasuk hari ini kita deklarasikan perjuangan  karena pada 30 September nanti ada aksi besar terpusat di Jakarta,” jelas Abdul Kholiq, Rabu (21/9).

Menurutnya rakernas ini juga menjadi momentum untuk menghimpun aspirasi tiap wilayah berkaitan dengan kompleksitas persoalan bangsa, secara khusus persoalan pasca pandemi menuju pada pemulihan ekonomi demi tercapainya kedaulatan rakyat.

Tidak hanya itu, gerakan BEM SI harus berdasar pada kajian yang komprehensif dengan melibatkan kaum akademisi dan disampaikan tidak secara reaksioner namun dengan analisa dan strategi yang matang. Pelibatan akademisi menjadi poin penting untuk menyempurnakan dan memvalidasi setiap isu yang mereka kawal.

“Kami ingin memastikan bahwa gerakan intelektual yang kami lakukan dapat menjadi alternatif solusi dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan komitmen mengawal kedaulatan rakyat,” bebernya.

Imbuhnya, penyelenggara negara yang terdiri dari rumpun kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif yang sudah memperoleh mandat dari rakyat harus terbuka untuk dievaluasi oleh rakyat dan memiliki keinginan untuk berbenah. Penyelenggara negara harus lebih responsif untuk menjamin hak dan aspirasi dari rakyat selaku pemegang kedaulatan.

“Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berbenah. Seluruh komponen bangsa harus memiliki visi yang sama untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan bermartabat.   Impian dan harapan dari para pendiri bangsa harus kita lanjutkan dan perjuangkan. Kita harus mewariskan kebaikan kepada generasi yang akan datang,” pungkasnya. (dwi/pit)

 

 

MANGUPURA, Radar Bali – BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) telah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) hingga tanggal 21 September 2022 di Taman Budaya (Art Centre) Bali. Rakernas kali ini dihadiri oleh lebih dari 100 Universitas di seluruh penjuru Indonesia,  dari Aceh sampai Papua.

Mereka menjadwalkan aksi besar 30 September mendatang. Abdul Kholiq  selaku Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia menerangkan bahwa Indonesia sudah dalam puncak pengkhianatan rezim atas berbagai permasalahan yang terjadi belakangan ini.

Mulai dari masalah kenaikan BBM yang mencekik rakyat kecil hingga permasalahan RKUHP yang akan mempersempit kebebasan berpendapat masyarakat Indonesia dengan ancaman pidana. BEM Seluruh Indonesia  melakukan pernyataan sikap dan seruan aksi nasional “Puncak Pengkhianatan Rezim”.

“Kami melaksanakan rakernas termasuk untuk pengawalan  isu. Termasuk hari ini kita deklarasikan perjuangan  karena pada 30 September nanti ada aksi besar terpusat di Jakarta,” jelas Abdul Kholiq, Rabu (21/9).

Menurutnya rakernas ini juga menjadi momentum untuk menghimpun aspirasi tiap wilayah berkaitan dengan kompleksitas persoalan bangsa, secara khusus persoalan pasca pandemi menuju pada pemulihan ekonomi demi tercapainya kedaulatan rakyat.

Tidak hanya itu, gerakan BEM SI harus berdasar pada kajian yang komprehensif dengan melibatkan kaum akademisi dan disampaikan tidak secara reaksioner namun dengan analisa dan strategi yang matang. Pelibatan akademisi menjadi poin penting untuk menyempurnakan dan memvalidasi setiap isu yang mereka kawal.

“Kami ingin memastikan bahwa gerakan intelektual yang kami lakukan dapat menjadi alternatif solusi dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan komitmen mengawal kedaulatan rakyat,” bebernya.

Imbuhnya, penyelenggara negara yang terdiri dari rumpun kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif yang sudah memperoleh mandat dari rakyat harus terbuka untuk dievaluasi oleh rakyat dan memiliki keinginan untuk berbenah. Penyelenggara negara harus lebih responsif untuk menjamin hak dan aspirasi dari rakyat selaku pemegang kedaulatan.

“Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berbenah. Seluruh komponen bangsa harus memiliki visi yang sama untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan bermartabat.   Impian dan harapan dari para pendiri bangsa harus kita lanjutkan dan perjuangkan. Kita harus mewariskan kebaikan kepada generasi yang akan datang,” pungkasnya. (dwi/pit)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/