NEGARA – Aksi balap liar di Jembrana tak kalah garang dengan di kota-kota besar. Meski sering makan korban tewas, balap liar masih sering terjadi. Tidak hanya di jalan umum, balap liar juga kerap terjadi di pantai. Upaya larangan dan pembubaran sudah sering dilakukan, namun balap liar yang rata- rata oleh remaja ini masih sering sering terjadi.
Ada sejumlah lokasi pinggir pantai yang sering dijadikan balap liar di pantai, diantaranya Pantai Air Kuning, Pantai Delodberawah dan Pantai Banyubiru. Seperi balap liar yang dilakukan sejumlah remaja di pantai Banjar Air Anakan, pantai perbatasan Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru dan Pantai Rening, Desa Baluk, memiliki pantai yang landai, sehingga sering jadi “sirkuit” balap liar.
Balap liar para remaja ini, biasanya dilakukan pada sore hingga petang. Terutama ketika air laut surut, sehingga pantai lebih luas dan jalurnya panjang untuk balap liar. Padahal, berkendara di pantai, apalagi balap liar lebih berisiko kecelakaan karena pasir pantai labil.
Balap liar di pantai, selain mengggu aktivitas warga yang beraktivitas dinoantai,bjuga menaggu nelayan. Sebenarnya, nelayan dan warga sudah sering memprotes dan menghentikan aktivitas balap liar, namun tidak dihiraukan remaja yang balap liar.
Kecelakaan terkhir balap liar di pantai terjadi di Pantai Desa Delodberawah, Kecamatan Mendoyo pada bulan Juni lalu. Akibat kecelakaan tersebut, satu orang remaja, berinisial DPAM 16 tahun asal Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana bertabrakan dengan sesama teman saat balap liar. Korban mengalami luka serius hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Kecelakaan balap liar juga terjadi di Pantai Yehkuning, Banjar Beratan, Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, Minggu 5 Juni. Salah satu korban langsung tewas mengenaskan, sementara satunya lagi masih dalam kondisi kritis sempat dirawat di rumah sakit. Pemuda yang tewas mengenaskan akibat adu jangkrik saat balapan liar I Putu Adi Semara Jaya, 18, asal Banjar Ketiman, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana.
Kasatlantas Polres Jembrana AKP Aan Saputra mengatakan, mengenai kecelakaan yang terjadi, teruma yang melibatkan remaja, sudah melakukan sosialisasi dan imbauan ke sekolah sekolah, ke banjar dan desa, serat guru-guru mengenai kecelakaan yang terjadi di wilayah hukum Polres Jembrana.
Selain sosialisasi, patroli di jalan umum juga sering dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Terutama kecelakaan yang melibatkan remaja yang melakukan balap liar. “Karena kebanyakan laka lantas ini melibatkan anak sekolah. Jadi kita berikan imbauan pada guru dan orang tua murid,” jelasnya.
Mengenai balap liar yang dilakukan di pantai, menurut Aan, kewenangan jajaran Polsek untuk melalukan penertiban. Karena satuan lalu lintas, khsusus untuk penanganan di raya. Akan tetapi, ketika perlu ada penanganan lebih lanjut tetap akan turun untuk melakukan tindakan. “Ada prinsipnya, semua bentuk balapan liar dilarang. Tidak hanya di jalan umum, tetapi jga dilantai,” tegasnya.
Kecelakaan diduga akibat balap liar terjadi pada Sabtu (1/10) malam. Nouval Harief Rheanata, 15, pelajar asal Desa Tegal Badeng Timur, tewas menegaskan setelah mengalami kecelakaan. Motor yang dikendarai pelajar kelas X tersebut menabrak motor lain.
Korban meninggal mengendari motor DK 57722 ZZ, saat bersama ada dua motor lagi bersama korban. Ketiga motor diduga sedang bala liar. Ketiga motor sama-sama datang dari arah timur ke barat bergerak dengan kecepatan tinggi sesampai di tempat kejadian cuaca mendung, malam hari gelap karena tidak ada lampu penerangan jalan situasi jalan lurus datar beraspal baik, terdapat marka jalan putus-putus sebagai pemisah jalur dan arus lalulintas sedang.
Kemudian tidak memperhatikan di depannya ada motor DK 3494 ZN yang dikendarai Lukman Nur Hakim yang bergerak pelan sehingga terjadi tabrakan pada posisi jalur jalan sebelah kiri dari arah timur.
Korban tidak sadarkan diri, mengalami luka robek di dagu, luka pada pelipis kanan dan meninggal dunia pada hari Minggu, (2/10) sekitar pukul 06.45 WITA. Korban meninggal dalam perawatan di ruang sakit. (m basir/rid)