DENPASAR – Keputusan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengusung Anies Baswedan menjadi calon Presiden mendapat respon pro dan Kontra dari kader Nasdem khususnya di Pulau Dewata. Salah satunya Niluh Jelantik yang memilih hengkang dari Nasdem.
Namun beberapa kader lainnya memilih diam. Wakil Ketua Organisasi dan Kaderisasi DPD Nasdem Denpasar, Wayan Gatra mengatakan bahwa ditunjuknya Anies Baswedan sebagai Capres dari Nasdem sudah melalui kajian dan pertimbangan. Menurutnya, keputusan ini bukan tiba-tiba karena dari Juni lalu Nasdem diumumkan ada tiga calon dan sekarang telah resmi dipilih Anies Baswedan.
Ia pun menyindir respons dari Niluh Jelantik yang memilih keluar dari Nasdem dianggap kader yang tidak bisa diajak oleh partai. ” Ya sekarang bilang keluar itu mencari popularitas pribadi. Kebijakan partai harus didukung dan taat organisasi,” ujarnya.
Mantan Kadis Koperasi Kota Denpasar ini menyebut Kader Nasdem harus loyal apapun keputusan partai. Sebagai kader harus berjuang menjalankan keputusan ketua umum dengan bertugas menyosialisasikan kepada masyarakat dan memberikan pemahaman.
Menurutnya, sosok Gubernur Jakarta itu adalah sosok yang nasional religius. Apapun menjadi polemik yang terdahulu perihal pilkada Jakarta 2017 permasalahan politik. ” Politik identitas yang dulu itu hanya pemahaman saja. Buktinya, Anies rajin datang ke acara agama lain. Terus Anies juga memberikan bantuan mesin kremasi ke Umat Hindu di Jakarta,” beber Gatra.
Lebih lanjut dikatakan kepemimpinan Anies di Jakarta juga tidak ada yang menyimpang dan nyeleneh. Jadi, menurutnya tidak ada alasan menolak Anies Baswedan menjadi calon presiden. Saat ini Nasdem memiliki waktu 1,5 tahun untuk bisa mewujudkan keputusan partai Nasdem menjadikan Anies calon presiden 2024.
Gatra berharap masyarakat memahami keputusan Partai Nasdem. Diakuinya keputusan terkait presiden adalah wewenang pusat tidak ada kaitan dengan kader di daerah. Kader di daerah wajib  taat akan keputusan organisasi. (ini kadek novi febriani/rid)