DENPASAR – Pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar agaknya tidak didominasi sektor pariwisata. Salah satu penggerak ekonomi di Ibu Kota Provinsi Bali ini adalah pasar rakyat. Pasar tradisional diharapkan terus eksis dan bertahan. Untuk itu dibutuhkan inovasi mempertahankan pasar di tengah arus budaya global.
Terobosan Pemerintah Kota Denpasar dalam meningkatkan perekonomian di Ibu Kota Provinsi Bali ini dengan melakukan transformasi digital. Langkah peralihan dari manual ke digitalisasi sudah dilakukansejak 2018 dengan menerapkan pembayaran digital di 16 pasar di Denpasar.Alhasil pemasukan berkali-lipat dibandingkan dengan sistem manual.
Saat ini ekonomi digitalmenjadi salah satu isu yang diusung di Presidensi G20 Indonesia 2022.Transformasi digital telah menjadi tuntutan di kehidupan masyarakat dan bernegara.
Di Denpasar wujud transformasi digital dengan tiga inovasi yakni 16 PasarSehat, Inovatif, Aman Pakai (SIAP) QRIS, Sewaka Mart (Belanja Online) danParkir Digital Cashless Payment. Direktur Utama Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata mengatakan, Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar merupakan Perusahaan yang mengelola 16 Unit Pasar,Unit Bina Usaha, dan Unit Parkir.
Perusahaan daerah ini mengelola unit – unit pasar harus mampu menjaga dan merawat fasilitas bangunan pasar, pedagangdan aktivitas sosial lainnya. Tak hanya itu, lebih jauh mampu berkontribusiuntuk Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Kota Denpasar. Gus Kompyang sapaan akrabnya, mengatakan pendapatan dengan sistem online jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem manual. Perbandingan realisasi pendapatanyang diperoleh Perumda Pasar pada tahun 2017 yaitu pada pendapatan BOP manual sebesar Rp 8.388.150.073 dan pendapatan sewa manual 2017 Rp.2.968.132.480.
Kemudian, realisasi pada tahun 2021 dengan sistem onlinemeningkat hampir dua kali lipat untuk pendapatan BOP online sebesar Rp14.398.631.618 dan pendapatan sewa online 2021 sebesar Rp 3.645.175.240. Diakui oleh Gus Kompyang dengan sistem digital lebih menguntungkan bagi perusahaan karena pungutan langsungmasuk ke kas perusahaan. Tentunya mencegah potensi untuk korupsi. “Mencegah kebocoran dan memudahkan pedagang melakukan pembayaran,” tuturPria asal Denpasar ini.
Sistem digunakan adalah sistem LakuPandai yang disingkat dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka KeuanganInklusif yaitu program Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pembayarannyapun mudah, pedagang membuat tabungan dan didatangi setiap hari oleh agenlaku pandai. Lalu petugas tinggal melakukan top up ( mengisi saldo) daritabungan pedagang yang dihimpun oleh agen. Sistem digitalisasi sudah diterapkanmelalui Sistem Laku Panda bekerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD)Bali.
Inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasartentunya untuk mendorong pengembangan perekonomian daerah,pertumbuhan ekonomi nasional serta pelayanan dalam pemenuhan kebutuhanhajat hidup masyarakat. “Dengan digitalisasi pasar kitatingkatkan profesionalisme dan daya saing pasar rakyat,””ujarnya Perumda Pasar juga sudah menjalinKerjasama dengan BPD Bali dari tahun 2018. Penggunaan digitalisasi sepertiPungutan Online (E-Retribusi) dan dilanjutkan dengan program Pasar Siap QRIS,Sewaka Mart (Belanja Online) dan Parkir Digital Cashless Payment.
Tidak hanyai tu, kerjasama juga telah terjalin dengan BPJS Ketenagakerjaan untukpelaksanaan jaminan sosial bagi pedagang. Menurutnya, dengandigitalisasi tidak hanya untuk ekonomi inklusif tapi bagaimana memberikan rasakeadilan dan pemerataan bidang ekonomi bagi seluruh pedagang. Sementara itu, diwawancarai Walikota Denpasar, IGusti Ngurah Jaya Negara mengatakan penggerak ekonomi rakyat di Denpasar salahsatunya pasar rakyat.
Pemerintah Daerah bekerjasamadengan pemerintah pusat terus berupaya melakukan pembangunan, pemberdayaan danpeningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat. “Penerapan digitalisasi pasarrakyat merupakan bagian dari adaptasi kehidupan era baru yang kini telahmemberikan kemudahan dalam bertransaksi,” jelasnya Lebih lanjut dijelaskan, pasarrakyat memiliki potensi untuk mengakselerasi transformasi digital sektor perdagangandan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Jaya Negara menambahkan digitaliasi pembayaran di pasar rakyat adalah konsep kota pintar ( smart city). Terobosan digitalisasi bertujuan mewujudkan pasar tradisional yangberdaya saing. Kedepannya pasar rakyat menjadi simpul ekonomi kerakyatan, yang dapat menyejahterakanpedagang, serta memberikan kenyamanan bagi pengunjung. “Selain memberikan kemudahan bagi masyarakatuntuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan, dengan kemudahanpembayaran ini. Kami berharap dapat meningkatkan daya saing pasar tradisionalserta memberikan kenyamanan bagi pengunjung, sehingga perekonomian terustumbuh,” jelasnya. (ni kadek novi febriani/rid)