NEGARA – Seluas 304,97 hektare lahan pertanian di Jembrana terdampak banjir sejak sepakan terkahir, kerusakan terparah pada saat banjir terjadi pada Senin (17/10) lalu. Lahan pertanian terdampak berbagai komoditas, sebanyak 61,31 hektare di antarnya merupakan lahan pertanian padi rusak berat hingga terancam puso.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, lahan pertanian seluas 304,97 hektar se-Jembrana, terdiri dari 111,72 hektar rusak ringan, rusak sedang seluas 72,47 hektare, dan rusak berat seluas 120,78 hektare.
“Kerusakan lahan pertanian ini komoditas padi, jagung, serta komoditas pertanian lainnya,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama.
Menurutnya, komoditi yang terancam gagal panen atau puso lahan pertanian padi seluas 61,31 hektare se-Jembrana. Kondisi terparah tejadi di wilayah Kecamatan Mendoyo.
Rusaknya lahan pertanian padi tersebut, berdampak pada produksi gabah. Namun, menurutnya, dampak produksi tidak signifikan. “Memang ada dampaknya pada produksi gabah, tapi tidak terlalu signifikan,” ujarnya.
Lahan pertanian padi yang terdampak bencana tersebut, tidak ada yang terdaftar dalam asuransi pertanian. Namun, pihaknya tetap mengupayakan bantuan kepada petani terdampak kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), karena rusaknya pertanian dampak dari bencana. “Usulan jadi satu dengan usulan recovery pasca bencana,” ujarnya.
Selain berdampak pada pertanian, banjir yang terjadi di Jembrana juga berdampak kepada infrastruktur dan pemukiman warga. Sebanyak 3957 kepala keluarga terdampak banjir, infrastruktur 7 jembatan rusak, rumah rusak berat 56 rumah dan rusak ringan 388 rumah.(m.basir/radar bali)