NEGARA – Seiring pandemi mulai melandai dan even kembali digelar secara bertahap, jumlah peserta semakin banyak dibandingkan even sebelumnya. Penonton yang hadir juga lebih banyak dari even -even sebelumnya.
Seperti saat even makepung Jembrana Cup 2022 di sirkuit Delodberawah, Desa Delodberawah, Kecamatan Mendoyo, Minggu (30/10). Jumlah peserta mencapai 192 pasang kerbau makepung, terdiri dari kelompok Ijogading Barat 103 pasang dan Ijogading Timur 89 pasang. “Dari segi jumlah, Jembrana Cup sudah ada peningkatan dibandingkan even sebelumnya,” kata Ketua Sekaa Makepung Jembrana I Made Mara.
Jumlah peserta even Makepung, sempat mengalami penurunan drastis setelah semua event dihentikan selama 2 tahun karena Covid-19. Pada saat makepung bupati cup tahun 2022 ini, bulan Agustus lalu, hanya sebanyak 177 pasang peserta. Terdiri dari 94 pasang Ijogading barat dan 83 pasang Ijogading Timur.
Menurut Made Mara, perhatian pemerintah terhadap makepung bisa menjadi perangsang untuk kelestarian budaya masyarakat, sebagai tradisi dan daya tarik wisata di Jembrana. “Bantuan pemerintah sebesar Rp 5 juta setiap tahun pada anggota, tahun depan paling tidak bertahan. Tapi berharap ditingkatkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Made Mara “menodong” bupati untuk perbaikan sejumlah sirkuit makepung. Seperti sirkuit makepung Delodberawah yang perlu dipindah tribun penonton ke sebelah barat menghadap ke utara, serta sirkuit Kaliakah yang perlu dibangun tribun dan menara pantau yang lebih representatif.
Made Mara juga berkeluh-kesah mengenai lintasan sirkuit yang sering rusak dan Sekaa Makepung terpaksa memperbaiki sendiri dengan biaya hasil dari perlombaan. Karena itu, meminta pemerintah agar mengalokasikan anggaran untuk perbaikan lintasan sirkuit secara berkala. “Lintasan ini berada di sawah, saat petani musim panen juga dipakai untuk lalulintas truk yang mengangkut padi, jadi sering rusak,” ungkapnya.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba dalam sambutanya, menyampaikan bahwa makepung merupakan kekayaan tradisi Jembrana. Nilai dari tradisi ini tak terhitung, sehingga harus dilestarikan. “Makepung ini mahal, memang harus dilestarikan,” ujarnya.
Selain memberikan bantuan berupa uang pembinaan bagi setiap anggota seka Makepung, Sirkuit baru di Desa Pengambengan sudah dibuat dan selesai dalam waktu dekat. Sirkuit yang diberinama sirkuit all in one ini sudah bisa digunakan pada bulan Desember, sebagai atraksi untuk peletakan budaya dan menarik kunjungan wisata di Jembrana.
Sebagai sebuah tradisi warisan khas Jembrana, bupati meminta pada setiap joki makepung untuk menggunakan pakai yang khas Bali, misalnya baju adat. “Tidak menggunakan baju singlet dan celana pendek,” ungkapnya. (bas/rid)