32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:43 PM WIB

Duh, BPBD Tabanan Tak Punya Ekskavator, Penanganan Longsor Lamban

TABANAN – Penanganan tebing setinggi 10 meter selebar 7 meter yang mengalami longsor di Perumahan Bumi Cempaka Asri (BCA) Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan tergolong lamban.

Padahal, lokasi kejadian hanya sekitar 1 kilometer dari kantor Badan Penanggulan Bencana Daeah (BPBD) Tabanan.

Menurut Maulana Setiawan, 26, salah satu warga yang menjadi korban longsor dan luapan air sungai ini mengatakan, Tim dari BPBD Tabanan memang cukup sigap.

Enam orang segera mendatangi lokasi kejadian begitu mendapat informasi. Sayang, mereka tidak bisa segera melakukan pengerukan material longsoran yang menutup aliran air sungai sehingga membanjiri rumah lima warga.

“Lamban sekali. Harusnya tidak lama setelah mengecek, alat berat bisa mengeruk. Tapi ini belum datang juga,” kata Maulana.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, petugas BPBD yang sudah ada di lokasi sejak Pukul 15.30 tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu alat berat berupa ekskavator.

Tak ayal, air sungai yang tersumbat membanjiri enam rumah melalui belakang rumah. Sejumlah warga pun bergotong royong mengangkat perabot rumah tangga

ke tempat yang aman, meski sebagian perabot rumah tangga yang terlambat diselamatkan menjadi basah dan rusak.

“Kami harus menunggu alat berat dulu. Karena kami tidak punya alat berat, kami sewa dari Desa Samsam (Kecamatan Kerambitan),” kata Wayan Tuartawan, koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tabanan.

Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita ketika dikonfirmasi mengakui BPBD Tabanan tidak memiliki alat berat berupa ekskavator.

Sebetulnya, kata dia, Pemkab Tabanan memiliki ekskavator yang ada dalam penguasaan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan.

Namun, kata dia, alat berat tersebut kadang rusak, dan kadang sedang dipakai ketika dibutuhkan BPBD, atau beragam alasan lain yang membuat peminjaman alat berat ke Dinas PU menjadi tidak lancar atau cepat.

”Maka kami selama ini sewa alat berat. Dan kami ada anggaran untuk sewa alat berat tersebut,” jelas Sucita.

Sucita mengakui usulan pengadaan ekskavator sudah disampaikan melalui Bapelitbang Tabanan agar bisa dianggarkan melalui APBD Tabanan.

Juga usulan ke provinsi. Namun, sampai saat ini belum mendapat realisasi. “Sudah setiap tahun kami usulkan. Tapi memang belum dapat. Jangankan itu, kantor saja belum punya,” terangnya.

Sucita mengatakan, ekskavator sangat dibutuhkan BPBD Tabanan. Sebab, Kabupaten Tabanan tergolong daerah rawan bencana longsor.

Bila alat berat tersebut ada dalam penguasaan BPBD Tabanan langsung, lanjutnya, maka penanganan bencana yang membutuhkan alat berat bisa segera tertangani.

”Ya itu sangat kami butuhkan. Akan lebih baik kalau kami punya sehingga lebih cepat dalam penanganan bencana,” bebernya

TABANAN – Penanganan tebing setinggi 10 meter selebar 7 meter yang mengalami longsor di Perumahan Bumi Cempaka Asri (BCA) Banjar Koripan Kaja, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan tergolong lamban.

Padahal, lokasi kejadian hanya sekitar 1 kilometer dari kantor Badan Penanggulan Bencana Daeah (BPBD) Tabanan.

Menurut Maulana Setiawan, 26, salah satu warga yang menjadi korban longsor dan luapan air sungai ini mengatakan, Tim dari BPBD Tabanan memang cukup sigap.

Enam orang segera mendatangi lokasi kejadian begitu mendapat informasi. Sayang, mereka tidak bisa segera melakukan pengerukan material longsoran yang menutup aliran air sungai sehingga membanjiri rumah lima warga.

“Lamban sekali. Harusnya tidak lama setelah mengecek, alat berat bisa mengeruk. Tapi ini belum datang juga,” kata Maulana.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, petugas BPBD yang sudah ada di lokasi sejak Pukul 15.30 tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu alat berat berupa ekskavator.

Tak ayal, air sungai yang tersumbat membanjiri enam rumah melalui belakang rumah. Sejumlah warga pun bergotong royong mengangkat perabot rumah tangga

ke tempat yang aman, meski sebagian perabot rumah tangga yang terlambat diselamatkan menjadi basah dan rusak.

“Kami harus menunggu alat berat dulu. Karena kami tidak punya alat berat, kami sewa dari Desa Samsam (Kecamatan Kerambitan),” kata Wayan Tuartawan, koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tabanan.

Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita ketika dikonfirmasi mengakui BPBD Tabanan tidak memiliki alat berat berupa ekskavator.

Sebetulnya, kata dia, Pemkab Tabanan memiliki ekskavator yang ada dalam penguasaan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan.

Namun, kata dia, alat berat tersebut kadang rusak, dan kadang sedang dipakai ketika dibutuhkan BPBD, atau beragam alasan lain yang membuat peminjaman alat berat ke Dinas PU menjadi tidak lancar atau cepat.

”Maka kami selama ini sewa alat berat. Dan kami ada anggaran untuk sewa alat berat tersebut,” jelas Sucita.

Sucita mengakui usulan pengadaan ekskavator sudah disampaikan melalui Bapelitbang Tabanan agar bisa dianggarkan melalui APBD Tabanan.

Juga usulan ke provinsi. Namun, sampai saat ini belum mendapat realisasi. “Sudah setiap tahun kami usulkan. Tapi memang belum dapat. Jangankan itu, kantor saja belum punya,” terangnya.

Sucita mengatakan, ekskavator sangat dibutuhkan BPBD Tabanan. Sebab, Kabupaten Tabanan tergolong daerah rawan bencana longsor.

Bila alat berat tersebut ada dalam penguasaan BPBD Tabanan langsung, lanjutnya, maka penanganan bencana yang membutuhkan alat berat bisa segera tertangani.

”Ya itu sangat kami butuhkan. Akan lebih baik kalau kami punya sehingga lebih cepat dalam penanganan bencana,” bebernya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/