DENPASAR – Pertumbuhan listrik di Bali per tahun diproyeksi berada di kisaran 8,5 persen. Perhitungan ini mengacu dari pertumbuhan listrik di Bali yang berada di angka 10 persen pada tahun 2014 – 2016.
GM PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengungkapkan, tahun 2020 kapasitas cadangan kelistrikan di Bali diprediksi di bawah 30 persen dari beban puncak.
Dengan pertumbuhan rata-rata per tahun 10 persen, beban puncak tahun 2020 bisa menyentuh 1.000 MW.
“Total daya listrik di Bali saat ini 1.300 MW, ketika beban puncak menyentuh 1.000 MW, sisanya tinggal 300 MW,” tutur Suwarjoni Astawa.
Itu artinya, jika tidak ada pasokan energi baru, kondisi listrik di Bali akan sama seperti tahun 2015 lalu. Di mana saat itu, sebelum PLTU Celukan Bawang dibangun, cadangan listrik di Bali hanya tersisa sekitar 180 MW.
“Itu artinya, pada tahun 2020, Bali dalam status siaga. Ancaman black out di depan mata,” kata Suwarjoni Astawa.
Sebagai langkah antisipasi, PLN telah melakukan beberapa upaya untuk mencukupi suplai listrik di Bali. Salah satunya adalah menuntaskan proyek saluran kelistrikan di Bali dengan membangun Jawa Bali Crossing (JB Cross).
“Ini akan meningkatkan transfer daya dari sistem pembangkit di Jawa ke Bali,” paparnya.