Pelaksana Harian (Plh) Kepala Rutan Kabupaten Gianyar I Made Astra memamerkan hasil kerajinan narapidana berupa keben, atau tempat untuk upacara.
Keben dari bahan olahan kertas koran itu dibuat oleh seluruh napi, baik napi kasus ringan hingga berat. Seperti apa?
IB INDRA PRASETIA, Gianyar
BEBERAPA benda kerajinan terpajang di ruangan Kepala Rutan Gianyar dengan luas sekitar 6 x 4 meter. Di ruangan itu, ada kerajinan vas bunga terpajang berjejer sejajar dengan beberapa piala.
Juga ada kerajinan keben atau tempat untuk meletakkan bahan upacara berupa banten maupun tempat buah-buahan.
Yang unik, keben itu terbuat dari kertas koran berwarna. Di ruangan itu, Plh Kepala Rutan Gianyar Made Astra, mengambil keben kemudian dipamerkan kepada Jawa Pos Radar Bali.
“Ini bahannya kertas koran, sekilas seperti bahan bambu. Kalau diperhatikan lebih teliti, ini dari lintingan koran,” ujar Made Astra.
Dijelaskan Plh yang merangkap sebagai Kasubit Perawatan Tahanan Rubasan Kanwil Hukum dan HAM Bali itu, untuk satu halaman koran dipotong menjadi empat bagian dulu.
Lalu per bagian dilinting mirip lidi. “Lintingan ini kemudian dirangkai, ditempel-tempel pakai lem. Awalnya bikin alas dulu, baru lingkarannya,” jelas Astra.
Diakui, penemuan ini dibuat oleh mantan napi yang sudah bebas. “Tapi sekarang ilmunya sudah diturunkan ke napi yang masih ada di sini, semuanya bisa membuat benda ini,” jelasnya.
Keben dari lintingan kertas koran itu bukan sekadar berbentuk keben. Napi yang kreatif kemudian menempelkan lintingan kertas koran itu untuk hiasan di pinggiran keben.
Bahkan, bagi yang punya kemampuan lebih, mampu membuat ukiran barong lalu ditempel di keben. “Nah, seperti ini, dia buat bunga dari lintingan kertas,” jelasnya.
Setelah jadi, keben ini dicat. Dan untuk finishing, diberikan pernis untuk mempercantik warna. Para napi sengaja menonjolkan serat koran.
“Ini masih ada tulisan koran di lintingan. Juga warna-warni ini alami diambil dari gambar yang ada di koran,” jelasnya.
Astra mengaku, upaya ini sebagai bentuk menghilangkah jenuh para napi. Termasuk untuk mengolah kreatifitas para napi.
“Semua napi bisa membuat keben ini, tidak memandang dari kasus apa, mereka semua mengisi waktu,” ungkapnya.
Tidak saja napi dengan kasus ringan macam pencurian dan penipuan, napi kelas berat juga tak mau kalah membuat kerajinan ini.
Seperti diketahui, di Rutan Gianyar ada empat napi ormas kasus pembunuhan di Dentiyis. “Mereka malah rajin sekarang. Mereka mau menurut dan juga bisa membuat keben ini,” ungkapnya.
Untuk produksi keben ini, sesuai dengan pesanan. “Kalau ada pesanan, langsung napi cari bahan. Kami yang carikan. Lalu hasil jualan keben ini juga kembali ke napi,” jelasnya.
Diakui, beberapa kali ada pengusaha mendatangi Rutan khusus untuk memesan kerajinan keben dari para napi.
Setiap ada pemesanan, langsung dikerjakan oleh para napi. Mengenai harganya mencapai Rp 150 ribu. Harga itu pun tergantung tingkat kerumitan seni yang dibuat.