RadarBali.com– Pura Giri Natha, Taibessi, di Dili, Timor Leste, mulai direvitalisasi Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Dan pada Jumat kemarin (19/1), berlangsung upacara pecaruan dan Mulang Dasar Mendem Pedagingan. Dipuput Rohaniwan Ida Bagus Gede Putra dari Gria Kediri Kaleran Kamasan, Klungkung.
Pura Giri Natha ini di atas lahan 25 are, berdiri di atas bukit Desa Taibessi, Kecamatan Larosai, Kabupaten Ten Larosai Karegateru.
Pembangunan revitalisasi pura ini seluruhnya dibiayai Pemerintah RDTL.
Upacara Mendem Pedagingan ini dihadiri; eks Perdana Menteri RDTL yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kesehatan Timor Leste Mr. Dr Rui M de Araujo, Coordenator Unidade de Appio a sociedade Mr Joaquim da Costa Freitas, Menteri Pariwisata RDTL Mr. Dr Manuel, Sekretaris Negara Urusan Pemuda dan Tenaga Kerja Sr Nivio Magalhaes.
Tak ketinggalan, Rektor Universitas Udayana yang diwakili Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Prof. Dr. Ida Bagus Wiyasa Putra, SH, M.Hum, Dubes RI di Timor Leste Sahat Sitorus, Ketua Ikayana Timor Leste Eng. Brigida Correia, Ketua Ikayana pusat yang diwakili Prof. I Made Supartha Utama.
Sebelum acara peletakan batu pertama, sekaligus Mendem Pedagingan dilaksanakan, Menteri Pariwisata Mr. Dr Manuel Vong menyatakan pembangunan Pura Giri Natha ini sangat diapresiasi positif, karena ke depannya bisa menjadi salah satu objek wisata religious.
Di mana, warga dari berbagai negara bisa datang ke tempat ini untuk bersembahyang.
’’Ke depannya tempat ini bisa menjadi tempat yang bermanfaat khususunya bagi umat Hindu. Namun, di samping itu bakal bisa menampung tenaga kerja dan menjadi penunjang perkembangan kepariwisataan di masa depan,” bebernya.
Duta Besar RI untuk Timor Leste Sahat Sitorus ngaku terhormat diundang di acara ini. Dia menyebutkan, Timor Leste sempalan sorga setelah Bali.
Dengan pembangunan pura ini diharapkan merekatkan rasa kebersamaan dalam perbedaan.
’’Pembanguna Pura ini menjadi catatan sejarah antara Timor Leste dengan Indonesia karena tempat ini bagaikan Rio de Janeiro Brasil era 1970-an,’’ paparnya.
Sementara itu, mantan Mr Dr Rui M de Araujo menyatakan, pembangunan Pura Giri Natha dapat menjadi perekat antardua negara.
’’Pengalaman kuliah di berbagai tempat (Universitas Katolik, Universitas Islam, dan Universitas Udayana, Red) dengan latar belakang berbagai agama ini menjadi lebih memperkaya penghayatan terhadap berbagai agama yang ada,” ujarnya optimis.
Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama Universitas Udayana Prof Dr Ida Bagus Wiyasa Putra menyatakan, rasa apresiasi yang luar biasa terhadap pemerintah Timor Leste.
Koordinator revitalisasi Pura Girinatha I Putu Ari Sanjaya dalam laporannya menyampaikan, Pura Giri Natha dibangun sejak 1987 silam.
Selama tiga sampai lima dekade sebelumnya, pura ini merupakan pusat kegiatan persembahyangan bagi umat Hindu di Dili.
’’Mudah-mudahan, di masa akan datang terjadi akulturasi budaya Indonesia. Khususnya Bali dengan budaya Timor Leste,’’ harapnya.
Kondisi ini ditindak lanjuti saat penerimaan mahasiswa Unud dari Timor Leste dilanjutkan kesepakatan pihak Unud dengan Ikayana Timor Leste untuk melakukan revitalisasi Pura Girinatha dengan melakukan kajian.(djo)