RadarBali.com – Upaya Polda Bali beserta jajaran membentuk tim khusus untuk memberantas Street Crime (kejahatan jalanan), belum berjalan maksimal.
Buktinya, kasus yang melibatkan geng motor lagi-lagi terjadi. Kali ini dialami anak baru gede bernama Widia MM, 17.
Pelajar SMK di Kota Denpasar ini menjadi bulan-bulanan anggota geng motor di Jalan Mirah Cempaka, tepatnya di belakang Apotik Kimia Farma, Cokroaminoto, Ubung, Kamis (27/7) malam menjelang pergantian hari.
Menurut korban kepada saksi yang mengantarkannya ke RS Surya Husada, anggota geng motor berjumlah kurang lebih 8 orang.
Merekalah yang membuntuti korban hingga terjebak di TKP di belakang Apotik Kimia Farma. Namun yang masuk ke TKP hanya lima orang. Mereka mengendarai dua motor.
Tiga orang pelaku mengendarai sepeda motor Yamaha Yupiter MX warna silver. Salah satunya menggunakan jaket putih. Berambut keriting. Celana hitam, tinggi 170 cm, dan kulit gelap.
Yang dibonceng dan duduk di tengah memakai jaket hitam, topi warna hitam, keabu-abuan, dan tinggi kurang lebih 165 cm.
Sedangkan yang di belakang mengenakan baju warna hitam, celana pendek hitam, lalu tingginya kurang lebih 160 cm.
Sementara dua orang yang mengendarai Honda Gran terlacak memakai kaos hitam dan celana hitam, memiliki tinggi 160 cm.
Sementara yang dibonceng berjaket sweater warna merah bata, celana abu-abu, dengan tinggi kurang lebih 160 cm.
“Yang berjaket sweater warna merah bata inilah yang menusuk korban. Antara pelaku dan korban tidak saling kenal,” tutur sumber sembari menyatakan bahwa baiknya pelaku menyerahkan diri.
Meski fakta jelas terlihat di lapangan, polisi seperti menutup mata dengan aksi street crime ini. Buktinya, mereka tak mengakui kalau aksi kejahatan jalanan itu dilakukan geng motor.
“Diduga karena salah paham. Korban mengalami luka di dada kanan atas dan di pergelangan tangan kanan,” kata Kapolsek Denpasar Barat Kompol Gede Sumena terkait insiden yang menimpa korban Widia MM, Kamis (27/7) malam di Jalan Mirah Cempaka.
“Pelaku bukan geng motor, dan bukan komplotan ABG nakal. Kejadian ini murni karena salah paham,” klaimnya sekali lagi.