RadarBali.com – Meningkatnya harga garam di pasaran tidak hanya berdampak pada industri pengolahan ikan pindang namun juga telur asing di Kabupaten Klungkung.
Akibat kenaikan harga garam yang terpaut sangat tinggi tersebut, pasalnya produsen telur asing di Klungkung terpaksa mengurangi jumlah produksinya untuk menghindari lonjakan biaya produksi.
Wayan Tantra yang merupakan pemilik salah satu usaha produksi telur di Dusun Umasalakan, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Jumat (28/7) mengatakan, harga garam saat ini mencapai Rp 250 ribu per sak atau mengalami peningkatan sebanyak Rp 70 ribu dari harga sebelumnya yang hanya Rp 180 ribu per sak.
Sedangkan jika membeli kiloan, saat ini harganya mencapai Rp 4.500 per kilogram atau naik Rp 2 ribu dari harga sebelumnya.
“Katanya karena langka makanya harganya naik. Ini baru pertama kali saya alami dan cukup menyulitkan usaha saya,” ujarnya.
Akibat kenaikan harga garam ini, dia mengaku terpaksa menaikan harga telur asinnya. Jika biasanya dia menjual telur asinnya dengan harga Rp 3.500 per butir, kini harganya menjadi Rp 3 ribu per butir.
“Kalau harganya tidak naik, biaya produksinya tidak tertutupi,” jelas pria yang memulai bisnis telur asinnya sejak tahun 1996 silam itu.
Namun sayangnya, upaya untuk membuat biaya produksi tertutupi tersebut malah membuat penjualannya menurun.
Oleh karena itu dia akhirnya menurunkan jumlah produksi telur asinnya. Selain itu, jumlah penggunaan garam pun dikuranginya. “Saya berharap harga garam bisa kembali normal,” tandasnya.