32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:15 PM WIB

Hadir saat Deklarasi Koster – Cok Ace, Perbekel Mengaku Hanya Nonton

SINGARAJA – Sejumlah perbekel yang diundang Panwaslu Buleleng untuk memberikan klarifikasi, memenuhi undangan.

Para perbekel itu kompak mengaku hanya ingin menonton parade budaya, yang diselenggarakan serangkaian dengan

deklarasi bakal pasangan calon Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias KBS-ACE, pada Sabtu (20/1) lalu.

Ada tiga orang perbekel yang diundang memberikan klarifikasi. Masing-masing Perbekel Bukti I Gede Wardana yang diundang ke Sekretariat Panwascam Kubutambahan.

Ada pula Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka dan Perbekel Panji Nyoman Sutama yang diundang ke Sekretariat Panwaslu Buleleng.

Khusus klarifikasi di Panwaslu Buleleng, Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka datang lebih dulu. Ia datang sekitar pukul 10.00 pagi.

Setelah mengisi buku tamu, Suka langsung dipersilahkan masuk ke Ruang Divisi Penindakan Pelanggaran untuk dimintai klarifikasinya. Proses klarifikasi tak berlangsung lama, hanya sekitar 30 menit saja.

Setelah Perbekel Ketut Suka, giliran Perbekel Panji Nyoman Sutama yang diklarifikasi. Sutama diklarifikasi mulai pukul 11.30 hingga pukul 12.15 siang.

Seluruh materi klarifikasi disebut berkaitan dengan kehadiran mereka pada acara parade budaya dan deklarasi pada Sabtu lalu.

Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengaku dirinya tak bermaksud mendatangi kegiatan deklarasi. Saat itu ia mengaku baru usai mengikuti proses perkuliahan.

Saat kembali dari kampus, ia mendapati kondisi jalan sudah ramai dan ada pengalihan arus lalu lintas.

“Kebetulan juga ada warga kami di sana. Namanya warga, ya kami datangi sekadar mengobrol dan menyapa. Tidak ada hal yang terkait mengarahkan atau apa.

Sebagai penanggungjawab masyarakat di desa, ya harus saya sapa. Ada warga memanggil, tidak mungkin saya cuekin,” ujar Suka.

Perbekel Panji Nyoman Sutama mengaku datang ke acara itu untuk menonton acara parade budaya. “Karena dibilang ada parade, saya ingin tahu nonton parade itu. Saat itu saya ada di trotoar Jalan Ngurah Rai.

Pas saat itu saya mau belanja, beli bakso. Tujuan saya kesana itu nonton, tidak ada lain-lain. Saya juga tidak ada pakai atribut ini itu,” aku Sutama.

Sementara itu Anggota Panwaslu Buleleng Putu Sugi Ardana menyatakan Panwaslu sengaja memberi kesempatan pada para perbekel untuk menjelaskan alasan kehadiran mereka.

Setelah itu, baru Panwaslu akan menentukan apakah perbuatan para perbekel itu melanggar peraturan perundang-undangan.

 “Kajiannya nanti. Sementara, pengakuan yang bersangkutan hadir di kerumunan kegiatan itu. Kalau pengakuannya itu kan ingin menyaksikan. Tapi untuk lebih lanjut, nanti akan kami jelaskan setelah ada keputusan pasti,” tegas Sugi.

SINGARAJA – Sejumlah perbekel yang diundang Panwaslu Buleleng untuk memberikan klarifikasi, memenuhi undangan.

Para perbekel itu kompak mengaku hanya ingin menonton parade budaya, yang diselenggarakan serangkaian dengan

deklarasi bakal pasangan calon Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias KBS-ACE, pada Sabtu (20/1) lalu.

Ada tiga orang perbekel yang diundang memberikan klarifikasi. Masing-masing Perbekel Bukti I Gede Wardana yang diundang ke Sekretariat Panwascam Kubutambahan.

Ada pula Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka dan Perbekel Panji Nyoman Sutama yang diundang ke Sekretariat Panwaslu Buleleng.

Khusus klarifikasi di Panwaslu Buleleng, Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka datang lebih dulu. Ia datang sekitar pukul 10.00 pagi.

Setelah mengisi buku tamu, Suka langsung dipersilahkan masuk ke Ruang Divisi Penindakan Pelanggaran untuk dimintai klarifikasinya. Proses klarifikasi tak berlangsung lama, hanya sekitar 30 menit saja.

Setelah Perbekel Ketut Suka, giliran Perbekel Panji Nyoman Sutama yang diklarifikasi. Sutama diklarifikasi mulai pukul 11.30 hingga pukul 12.15 siang.

Seluruh materi klarifikasi disebut berkaitan dengan kehadiran mereka pada acara parade budaya dan deklarasi pada Sabtu lalu.

Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengaku dirinya tak bermaksud mendatangi kegiatan deklarasi. Saat itu ia mengaku baru usai mengikuti proses perkuliahan.

Saat kembali dari kampus, ia mendapati kondisi jalan sudah ramai dan ada pengalihan arus lalu lintas.

“Kebetulan juga ada warga kami di sana. Namanya warga, ya kami datangi sekadar mengobrol dan menyapa. Tidak ada hal yang terkait mengarahkan atau apa.

Sebagai penanggungjawab masyarakat di desa, ya harus saya sapa. Ada warga memanggil, tidak mungkin saya cuekin,” ujar Suka.

Perbekel Panji Nyoman Sutama mengaku datang ke acara itu untuk menonton acara parade budaya. “Karena dibilang ada parade, saya ingin tahu nonton parade itu. Saat itu saya ada di trotoar Jalan Ngurah Rai.

Pas saat itu saya mau belanja, beli bakso. Tujuan saya kesana itu nonton, tidak ada lain-lain. Saya juga tidak ada pakai atribut ini itu,” aku Sutama.

Sementara itu Anggota Panwaslu Buleleng Putu Sugi Ardana menyatakan Panwaslu sengaja memberi kesempatan pada para perbekel untuk menjelaskan alasan kehadiran mereka.

Setelah itu, baru Panwaslu akan menentukan apakah perbuatan para perbekel itu melanggar peraturan perundang-undangan.

 “Kajiannya nanti. Sementara, pengakuan yang bersangkutan hadir di kerumunan kegiatan itu. Kalau pengakuannya itu kan ingin menyaksikan. Tapi untuk lebih lanjut, nanti akan kami jelaskan setelah ada keputusan pasti,” tegas Sugi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/