MANGUPURA – Meluapnya air Tukad Mati d membuat kawasan Seminyak, Legian, dan Kuta, lumpuh, Selasa (24/1) lalu.
Kondisi ini disayangkan kalangan DPRD Badung. Pasalnya, insiden ini dapat memberikan citra buruk terhadap pariwisata Badung.
“Sebagai wakil rakyat saya mendorong pemerintah, baik pemerintah kabupaten Badung, provinsi maupun pemerintah pusat bersinergi menangani masalah ini,” ujar Ketua DPRD Bali Putu Parwata kemarin.
Kata dia, Badung sebagai daerah tujuan wisata dunia akan menjadi sorotan bila terjadi bencana dan penanganannya tidak maksimal.
“Yang namanya musibah, sulit diprediksi datangnya. Untuk itu, penanganan saat bencana dan pascabencana menjadi sangat penting. Sebab ini menjadi perhatian dunia,” katanya.
Hal senada diungkap anggota DPRD Badung I Nyoman Dirgayusa. Menurutnya, harus ada langkah kongkret, agar musibah banjir yang terjadi Selasa itu tidak terulang.
“Buat perencanaan yang komprehensif atau berkelanjutan. Jangan setengah-setengah,” paparnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung AA Gde Dalem mengakui, akan ada proyek besar yang dilakukan untuk pencegahan atau penanganan banjir di kampung turis.
Proyek tersebut akan digarap oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. “Tahun 2018 ini, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) akan menggarap proyek besar di Tukad Mati. Anggaran hingga Rp 400 miliar lebih,” ujar Gung Dalem – sapaan akrabnya.
Kata dia, proyek tersebut merupakan proyek lanjutan lanjutan pembangunan Long Storage muara Tukad Mati dilengkapi rubber dam.
“Di Tukad Mati di bagian tengah juga akan dilakukan penguatan tebing sungai dan memasang pompa Kunti,” pungkasnya