BANJAR – Satu persatu perbekel yang menghadiri parade budaya serangkaian deklarasi bakal pasangan calon Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Koster – Coak Ace, memenuhi panggilan pengawas pemilu.
Kemarin (25/1) giliran Perbekel Tirtasari Gede Riasa yang diundang untuk memberikan klarifikasi terkait kehadirannya saat parade budaya.
Riasa diundang oleh Panwascam Banjar. Ia pun memenuhi undangan klarifikasi itu, sekitar pukul 10.00 pagi kemarin.
Proses klarifikasi dilakukan Ketua Panwascam Banjar Made Sutrawan. Selain itu Anggota Panwaslu Buleleng Putu Sugi Ardana juga turut menyaksikan jalannya klarifikasi.
Ketua Panwascam Banjar Made Sutrawan mengungkapkan, pihaknya sengaja mengundang Perbekel Tirtasari Gede Riasa untuk memberikan klarifikasi.
Pasalnya saat Panwascam Banjar melakukan pengawasan, Riasa tepergok berada di tengah-tengah kerumunan massa.
Menurut Sutrawan, Riasa memberikan dua alasan yang berbeda ketika diklarifikasi. Alasan pertama, Riasa sengaja datang untuk menemui anaknya untuk memberi uang bekal mingguan.
Kebetulan anaknya kuliah di Singaraja dan indekost di Jalan Bisma. Saat sampai di rumah kost, Riasa tak mendapati anaknya.
Belakangan setelah dicari, ia menemui anaknya berada di Jalan Ngurah Rai bersama dengan warga Desa Tirtasari yang mengikuti acara parade budaya.
Karena merasa sebagai perbekel, ia pun turut memantau kegiatan warganya di sana. “Kami menemukan yang bersangkutan ada di tengah-tengah kerumunan peserta parade budaya.
Memang alasannya sih ada di sana karena melihat ada warganya di sana dan menyapa warganya itu,” kata Sutrawan.
Konon dalam proses klarifikasi itu juga sempat terjadi perdebatan. Gara-garanya Riasa mempertanyakan alasan Panwascam Banjar melakukan klarifikasi pada dirinya.
Padahal Perbekel Riasa mengaku datang kesana dengan tujuan memberikan uang bekal pada anaknya, dan kebetulan bertemu dengan warganya yang mengikuti parade budaya.
Disinggung terkait masalah itu, Sutrawan tak menampiknya. Menurut Sutrawan, Panwascam Banjar tetap berjalan sesuai dengan koridor aturan perundang-undangan yang ada.
“Kami hanya membutuhkan klarifikasi, kenapa yang bersangkutan berada di sana saat parade budaya yang dirangkaikan dengan kegiatan deklarasi. Apapun penjelasannya tetap kami hormati,” tegas Sutrawan.