33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:08 PM WIB

Beh, Kecewa Berat Rai Mantra, Hasto Pura-pura Lupa Nama Walikota

DENPASAR – Keputusan Walikota Denpasar maju di Pilgub Bali menggandeng Ketut Sudikerta disesalkan PDIP.

Sebagai partai pengusung Rai Mantra di Pilwali, PDIP merasa dikhianati. Karena itu, ajang Rakerdasus PDIP kemarin di Sanur seperti memblejeti kiprah Rai Mantra bertarung melawan paket yang diusung PDIP, Koster – Cok Ace.

Bahkan, Sekjen Hasto Kristiyanto usai Rakerdasus DPD PDIP Bali kemarin secara tidak langsung menyindir Rai Mantra.

Hasto menyebut, berpartai harus didasari kesetiaan dan loyalitas. Meski tanpa menyebut nama, namun maksud Hasto mengarah pada Rai Mantra.

Sebab, sebelum menjadi rival dalam Pilgub Bali, Rai Mantra adalah Wali Kota Denpasar dua periode yang direkomendasikan PDIP.

“Ada orang per orang yang hanya menggunakan partai dari aspek nikmatnya saja, menjadi wali kota misalnya. Begitu jabatan diperoleh kerja kepartaian tidak diperkuat kerja-kerja kerakyatan. Itu hal biasa,” sindirnya.

“Denpasar ini adalah daerah pertempuran karena ada calon dari sana. Wali kotanya saya lupa namanya,” ketus Hasto.

Dia juga mencontohkan Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak yang dipecat karena membelot dalam Pilgub Jawa Timur.

Emil berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa. Meski demikian, hal itu bagian dari dinamika politik. PDIP menurut Hasti tetap diajarkan membumikan Pancasila.

Dalam memilih calon PDIP tidak melihat agamanya tapi prestasi dan kinerjanya terbukti. “Sekarang tugas kami adalah memastikan mana sudah berpihak dan mana yang abu-abu,” tegas mantan anggota DPR RI itu. 

DENPASAR – Keputusan Walikota Denpasar maju di Pilgub Bali menggandeng Ketut Sudikerta disesalkan PDIP.

Sebagai partai pengusung Rai Mantra di Pilwali, PDIP merasa dikhianati. Karena itu, ajang Rakerdasus PDIP kemarin di Sanur seperti memblejeti kiprah Rai Mantra bertarung melawan paket yang diusung PDIP, Koster – Cok Ace.

Bahkan, Sekjen Hasto Kristiyanto usai Rakerdasus DPD PDIP Bali kemarin secara tidak langsung menyindir Rai Mantra.

Hasto menyebut, berpartai harus didasari kesetiaan dan loyalitas. Meski tanpa menyebut nama, namun maksud Hasto mengarah pada Rai Mantra.

Sebab, sebelum menjadi rival dalam Pilgub Bali, Rai Mantra adalah Wali Kota Denpasar dua periode yang direkomendasikan PDIP.

“Ada orang per orang yang hanya menggunakan partai dari aspek nikmatnya saja, menjadi wali kota misalnya. Begitu jabatan diperoleh kerja kepartaian tidak diperkuat kerja-kerja kerakyatan. Itu hal biasa,” sindirnya.

“Denpasar ini adalah daerah pertempuran karena ada calon dari sana. Wali kotanya saya lupa namanya,” ketus Hasto.

Dia juga mencontohkan Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak yang dipecat karena membelot dalam Pilgub Jawa Timur.

Emil berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa. Meski demikian, hal itu bagian dari dinamika politik. PDIP menurut Hasti tetap diajarkan membumikan Pancasila.

Dalam memilih calon PDIP tidak melihat agamanya tapi prestasi dan kinerjanya terbukti. “Sekarang tugas kami adalah memastikan mana sudah berpihak dan mana yang abu-abu,” tegas mantan anggota DPR RI itu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/