SINGARAJA – Hujan masih terus mengguyur Bumi Panji Sakti Buleleng. Sejumlah tempat mengalami kerusakan yang cukup parah.
Seperti di Desa Baktiseraga, Buleleng. Tercatat, ada 73 titik kerusakan yang terjadi wilayah tersebut. Estimasi kerugian yang dicatat aparat desa mencapai angka Rp 721 juta.
“Sudah saya laporkan ke Dinas Sosial dan BPBD Buleleng. Dan, sudah dapat bantuan sembako dari BPBD,” ujar Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armada.
Dampak bencana yang terlihat adalah kerusakan beberapa bangunan seperti sekolah, jalan raya, rumah warga, dan juga pura.
Total, yang awalnya 68 titik, kini menjadi 73 titik kerusakan. “Hari ini juga sudah kami laporkan ke BPBD Provinsi, semoga bisa dibantu,” ujarnya.
Wilayah Baktiseraga menjadi langganan banjir setiap tahunnya di Buleleng. Berulang kali pihak desa mendorong pemerintah Buleleng untuk memperbaiki Daerah Aliran Sungari (DAS) yang ada di Uma Panjo dan Lobong.
Namun, pemerintah Buleleng pun tetap bongol (tuli). Padahal, bagi Armada, bila segera diperbaiki dapat meminimalkan terjadinya bencana.
Armada mengatakan, bencana kali ini sama parahnya dengan kejadian 15 tahun yang lalu. “Terulang kembali, tetapi dengan situasi yang berbeda.
Sekarang sudah banyak perumahan, kawasan serapan air berkurang. Ini yang menyebabkan terjadinya banjir,” bebernya.
Di samping itu, beton-beton kini tumbuh lebih subur. Bahkan, Armada pun tak mampu membayangkan 5 sampai 10 tahun ke depan ketika akan tumbuh lagi wilayah perumahan yang baru.
“Ini perlu penanganan terintegral dari pemerintah dan semua pihak,” ujarnya dengan serius. Sarannya, pemerintah semestinya melakukan perbaikan DAS yang kini kian menyempit dan dangkal.
“Kami dari pemerintahan dan masyarakat desa sangat berharap PU propinsi dan kabupaten, khususnya bidang dan seksi SDA segera membuat program yang bisa menyentuh hal ini,” tuturnya.